Selasa, 20 Agustus 2013

POWERBANK ADVANCE

. Selasa, 20 Agustus 2013
0 Pendapatmu

Powerbank Advance_2

           Sebelum kita ulas mengenai powerbank advance. Kita coba bahas apa itu powerbank tsb. Menurut kata satu persatu, Power adalah Energi dan Bank adalah Penyimpan jadi pada dasarnya powerbank itu adalah sebuah alat penyimpan energy dan banyak juga powerbank disebut sebagai portable charger, yakni alat untuk mengisi gadget kesayangan kita ketika sedang bepergian (on the go). Powerbank ini sangat dibutuhkan untuk para pengguna mobile gadget yang jarang sekali bertemu atau tidak sempat mendapati sumber listrik untuk men-cas gadget-nya.

Memang banyak jenis dan merk powerbank yang tersebar dipasaran, yaitu : Vivan, Hippo, Philips, viora, cross, welcomm dan banyak lagi. tapi disini saya akan coba ulas powerbank Advance dari kelebihan dan pasti-nya juga kekurangannya. Opini dan sebagai penjual powerbank. Penilaian subyektif mungkin mewarnai opini dan pendapat saya ini tapi setidaknya opini bisa menjadi acuan sobat sebagai bahan pertimbangan pada saat ingin mencari powerbank untuk gadget kesayangan sobat.

              Perlu diketahui bahwa powerbank merk Advance ini adalah keluaran terbaru dari advancedigitals.com. Sebagai pemain yang sudah lama berkecimpung di produk-produk gadget, advance memang mempunyai pelanggan setia, baik dari harga-nya yang terjangkau tapi di iringi dengan kualitas produk yang lumayan bagus. Kita tentu pernah mendengar atau bahkan melihat produk-produk Advance sebelumnya, baik pada monitor, laptop, maupun tablet. Dengan pengalaman memproduksi gadget-gadget tersebut, nampaknya Advance menjadi salah satu pesaing potensial di dunia powerbank. Harga yang terjangkau serta layanan purna jualnya yang bagus tentu menjadi bahan pertimbangan yang bagus untuk sobat semua.

Kekurangan dari powerbank ini adalah memang desainnya cenderung meniru desain produk lain. Bahannya pun juga tidak terlalu beda dengan bahan-bahan yang digunakan merk lain sehingga tetap membutuhkan sarung pelindung agar tidak mudah rusak. Namun demikian, hal tersebut tentu tidak terlalu berpengaruh pada fungsi serta manfaat yang kita ambil dari produk tersebut.

              Sebetulnya keawetan setiap produk powerbank adalah bagaimana sobat dalam menggunakan powerbank dengan baik dan benar. Produk ini bisa sobat dapatkan di toko-toko HP dimana saja dan pastikan sobat mendapat kepastian garansi, layanan purna jual, serta semua kelengkapan produk dalam paket pembelian powerbank tersebut. Semoga bermanfaat.

Demikian opini atau lebih enaknya perkenalan untuk produk powerbank yang ingin saya tawarkan ke sobat-sobat sekalian.

Bila minat bisa menghubungi saya di :

PIN     : 26d1d0f0

Email  : hadtha_2000@yahoo.com

YM     : hadtha_2000@yahoo.com

 

Untuk produk powerbank ini mempunyai garansi hingga 30 hari (ketentuan berlaku).

Klik disini untuk melanjutkan »»

Jumat, 16 Agustus 2013

SEJARAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

. Jumat, 16 Agustus 2013
0 Pendapatmu

Garuda
                                 Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia

Presideng RI
Presiden Republik Indonesia


Pendahuluan
Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimulai sejak zaman prasejarah oleh “Manusia Jawa” pada masa sekitar 500.000 tahun yang lalu. Periode dalam sejarah Indonesia dapat dibagi menjadi lima era: era pra kolonial, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha serta Islam di Jawa dan Sumatera yang terutama mengandalkan perdagangan; era kolonial, masuknya orang-orang Eropa (terutama Belanda) yang menginginkan rempah-rempah mengakibatkan penjajahan oleh Belanda selama sekitar 3,5 abad antara awal abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-20; era kemerdekaan, pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945) sampai jatuhnya Soekarno (1966); era Orde Baru, 32 tahun masa pemerintahan Soeharto (1966–1998); serta era reformasi yang berlangsung sampai sekarang.

Prasejarah
Secara geologi, wilayah Indonesia modern muncul kira-kira sekitar masa Pleistocene ketika masih terhubung dengan Asia Daratan. Pemukim pertama wilayah tersebut yang diketahui adalah manusia Jawa pada masa sekitar 500.000 tahun lalu. Kepulauan Indonesia seperti yang ada saat ini terbentuk pada saat melelehnya es setelah berakhirnya Zaman Es.

Era pra kolonial
Para cendekiawan India telah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan Hindu Jawa Dwipa di pulau Jawa dan Sumatra sekitar 200 SM. Kerajaan Tarumanagara menguasai Jawa Barat sekitar tahun 400. Pada tahun 425 agama Buddha telah mencapai wilayah tersebut. Pada masa Renaisans Eropa, Jawa dan Sumatra telah mempunyai warisan peradaban berusia ribuan tahun dan sepanjang dua kerajaan besar yaitu Majapahit di Jawa dan Sriwijaya di Sumatra sedangkan pulau Jawa bagian barat mewarisi peradaban dari kerajaan Tarumanagara dan Kerajaan Sunda.

Kerajaan Hindu-Buddha
Pada abad ke-4 hingga abad ke-7 di wilayah Jawa Barat terdapat kerajaan bercorak Hindu-Budha yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I Ching mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Barat dan Semenanjung Melayu. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan dalam kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.

Kerajaan Islam
Islam sebagai sebuah pemerintahan hadir di Indonesia sekitar abad ke-12, namun sebenarnya Islam sudah sudah masuk ke Indonesia pada abad 7 Masehi. Saat itu sudah ada jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani umayyah di Asia Barat sejak abad 7. Menurut sumber-sumber Cina menjelang akhir perempatan ketiga abad 7, seorang pedagang Arab menjadi pemimpin pemukiman Arab muslim di pesisir pantai Sumatera. Islam pun memberikan pengaruh kepada institusi politik yang ada. Hal ini nampak pada Tahun 100 H (718 M) Raja Sriwijaya Jambi yang bernama Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz dari Khilafah Bani Umayah meminta dikirimkan da`i yang bisa menjelaskan Islam kepadanya. Surat itu berbunyi: “Dari Raja di Raja yang adalah keturunan seribu raja, yang isterinya juga cucu seribu raja, yang di dalam kandang binatangnya terdapat seribu gajah, yang di wilayahnya terdapat dua sungai yang mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang semerbak wanginya hingga menjangkau jarak 12 mil, kepada Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Tuhan.
Saya telah mengirimkan kepada anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi sekedar tanda persahabatan. Saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepada saya dan menjelaskan kepada saya tentang hukum-hukumnya.” Dua tahun kemudian, yakni tahun 720 M, Raja Srindravarman, yang semula Hindu, masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama Sribuza Islam. Sayang, pada tahun 730 M Sriwijaya Jambi ditawan oleh Sriwijaya Palembang yang masih menganut Budha.
Islam terus mengokoh menjadi institusi politik yang mengemban Islam. Misalnya, sebuah kesultanan Islam bernama Kesultanan Peureulak didirikan pada 1 Muharram 225H atau 12 November tahun 839M. Contoh lain adalah Kerajaan Ternate. Islam masuk ke kerajaan di kepulauan Maluku ini tahun 1440. Rajanya seorang Muslim bernama Bayang Ullah.

Kesultanan Islam kemudian semikin menyebarkan ajaran-ajarannya ke penduduk dan melalui pembauran, menggantikan Hindu sebagai kepercayaan utama pada akhir abad ke-16 di Jawa dan Sumatra. Hanya Bali yang tetap mempertahankan mayoritas Hindu. Di kepulauan-kepulauan di timur, rohaniawan-rohaniawan Kristen dan Islam diketahui sudah aktif pada abad ke-16 dan 17, dan saat ini ada mayoritas yang besar dari kedua agama di kepulauan-kepulauan tersebut.
Penyebaran Islam dilakukan/didorong melalui hubungan perdagangan di luar Nusantara; hal ini, karena para penyebar dakwah atau mubaligh merupakan utusan dari pemerintahan islam yg datang dari luar Indonesia, maka untuk menghidupi diri dan keluarga mereka, para mubaligh ini bekerja melalui cara berdagang, para mubaligh inipun menyebarkan Islam kepada para pedagang dari penduduk asli, hingga para pedagang ini memeluk Islam dan meyebarkan pula ke penduduk lainnya, karena umumnya pedagang dan ahli kerajaan/kesultanan      lah yang pertama mengadopsi agama baru tersebut. Kesultanan/Kerajaan penting termasuk Samudra Pasai, Kesultanan Banten yang menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara Eropa, Kerajaan Mataram di Yogja / Jawa Tengah, dan Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore di Maluku di timur.

Kolonisasi Belanda
Mulai tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan menjadi penguasa wilayah yang kini adalah Indonesia, dengan memanfaatkan perpecahan di antara kerajaan-kerajaan kecil yang telah menggantikan Majapahit. Satu-satunya yang tidak terpengaruh adalah Timor Portugis, yang tetap dikuasai Portugal hingga 1975 ketika berintegrasi menjadi provinsi Indonesia bernama Timor Timur. Belanda menguasai Indonesia selama hampir 350 tahun, kecuali untuk suatu masa pendek di mana sebagian kecil dari Indonesia dikuasai Britania setelah Perang Jawa Britania-Belanda dan masa penjajahan Jepang pada masa Perang Dunia II. Sewaktu menjajah Indonesia, Belanda mengembangkan Hindia-Belanda menjadi salah satu kekuasaan kolonial terkaya di dunia. 350 tahun penjajahan Belanda bagi sebagian orang adalah mitos belaka karena wilayah Aceh baru ditaklukkan kemudian setelah Belanda mendekati kebangkrutannya.

VOC
Pada abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak dikuasai secara langsung oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada di Batavia, yang kini bernama Jakarta.
Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk tersebut. Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus menjual biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi hampir seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala. VOC menjadi terlibat dalam politik internal Jawa pada masa ini, dan bertempur dalam beberapa peperangan yang melibatkan pemimpin Mataram dan Banten.
Setelah VOC jatuh bangkrut pada akhir abad ke-18 dan setelah kekuasaan Britania yang pendek di bawah Thomas Stamford Raffles, pemerintah Belanda mengambil alih kepemilikan VOC pada tahun 1816. Sebuah pemberontakan di Jawa berhasil ditumpas dalam Perang Diponegoro pada tahun 1825-1830. Setelah tahun 1830 sistem tanam paksa yang dikenal sebagai cultuurstelsel dalam bahasa Belanda mulai diterapkan. Dalam sistem ini, para penduduk dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan yang menjadi permintaan pasar dunia pada saat itu, seperti teh, kopi dll. Hasil tanaman itu kemudian diekspor ke mancanegara. Sistem ini membawa kekayaan yang besar kepada para pelaksananya – baik yang Belanda maupun yang Indonesia. Sistem tanam paksa ini adalah monopoli pemerintah dan dihapuskan pada masa yang lebih bebas setelah 1870.
Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Kebijakan Beretika (bahasa Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang lebih besar dalam pendidikan bagi orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan politik. Di bawah gubernur-jendral J.B. van Heutsz pemerintah Hindia-Belanda memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di sepanjang Hindia-Belanda, dan dengan itu mendirikan fondasi bagi negara Indonesia saat ini.

Gerakan nasionalisme
Pada 1905 gerakan nasionalis yang pertama, [Serikat Dagang Islam] dibentuk dan kemudian diikuti pada tahun 1908 oleh gerakan nasionalis berikutnya, [Budi Utomo]. Belanda merespon hal tersebut setelah Perang Dunia I dengan langkah-langkah penindasan. Para pemimpin nasionalis berasal dari kelompok kecil yang terdiri dari profesional muda dan pelajar, yang beberapa di antaranya telah dididik di Belanda. Banyak dari mereka yang dipenjara karena kegiatan politis, termasuk Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno.

Perang Dunia II
Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan keadaan siaga dan di Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke AS dan Britania. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.

Era Jepang
Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai didekorasi oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap penting dalam peperangan, mereka mengalami siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang.
Pada Maret 1945 Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada pertemuan pertamanya di bulan Mei, Soepomo membicarakan integrasi nasional dan melawan individualisme perorangan; sementara itu Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Portugis Timur, dan seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang.
Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Widjodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.


Era kemerdekaan
Mendengar kabar bahwa Jepang tidak lagi mempunyai kekuatan untuk membuat keputusan seperti itu pada 16 Agustus, Soekarno membacakan “Proklamasi” pada hari berikutnya. Kabar mengenai proklamasi menyebar melalui radio dan selebaran sementara pasukan militer Indonesia pada masa perang, Pasukan Pembela Tanah Air (PETA), para pemuda, dan lainnya langsung berangkat mempertahankan kediaman Soekarno.
Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melantik Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden dengan menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari sebelumnya. Kemudian dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara hingga pemilu dapat dilaksanakan. Kelompok ini mendeklarasikan pemerintahan baru pada 31 Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang terdiri dari 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan (tidak termasuk wilayah Sabah, Sarawak dan Brunei), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku (termasuk Papua) dan Nusa Tenggara.

Perang kemerdekaan
Dari 1945 hingga 1949, persatuan kelautan Australia yang bersimpati dengan usaha kemerdekaan, melarang segala pelayaran Belanda sepanjang konflik ini agar Belanda tidak mempunyai dukungan logistik maupun suplai yang diperlukan untuk membentuk kembali kekuasaan kolonial.
Usaha Belanda untuk kembali berkuasa dihadapi perlawanan yang kuat. Setelah kembali ke Jawa, pasukan Belanda segera merebut kembali ibukota kolonial Batavia, akibatnya para nasionalis menjadikan Yogyakarta sebagai ibukota mereka. Pada 27 Desember 1949 (lihat artikel tentang 27 Desember 1949), setelah 4 tahun peperangan dan negosiasi, Ratu Juliana dari Belanda memindahkan kedaulatan kepada pemerintah Federal Indonesia. Pada 1950, Indonesia menjadi anggota ke-60 PBB.

Demokrasi parlementer
Tidak lama setelah itu, Indonesia mengadopsi undang-undang baru yang terdiri dari sistem parlemen di mana dewan eksekutifnya dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada parlemen atau MPR. MPR terbagi kepada partai-partai politik sebelum dan sesudah pemilu pertama pada tahun 1955, sehingga koalisi pemerintah yang stabil susah dicapai.
Peran Islam di Indonesia menjadi hal yang rumit. Soekarno lebih memilih negara sekuler yang berdasarkan Pancasila sementara beberapa kelompok Muslim lebih menginginkan negara Islam atau undang-undang yang berisi sebuah bagian yang menyaratkan umat Islam takluk kepada hukum Islam.


Demokrasi Terpimpin
Pemberontakan yang gagal di Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat dan pulau-pulau lainnya yang dimulai sejak 1958, ditambah kegagalan MPR untuk mengembangkan konstitusi baru, melemahkan sistem parlemen Indonesia. Akibatnya pada 1959 ketika Presiden Soekarno secara unilateral membangkitkan kembali konstitusi 1945 yang bersifat sementara, yang memberikan kekuatan presidensil yang besar, dia tidak menemui banyak hambatan.
Dari 1959 hingga 1965, Presiden Soekarno berkuasa dalam rezim yang otoriter di bawah label “Demokrasi Terpimpin”. Dia juga menggeser kebijakan luar negeri Indonesia menuju non-blok, kebijakan yang didukung para pemimpin penting negara-negara bekas jajahan yang menolak aliansi resmi dengan Blok Barat maupun Blok Uni Soviet. Para pemimpin tersebut berkumpul di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1955 dalam KTT Asia-Afrika untuk mendirikan fondasi yang kelak menjadi Gerakan Non-Blok.
Pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, Soekarno bergerak lebih dekat kepada negara-negara komunis Asia dan kepada Partai Komunis Indonesia (PKI) di dalam negeri. Meski PKI merupakan partai komunis terbesar di dunia di luar Uni Soviet dan China, dukungan massanya tak pernah menunjukkan penurutan ideologis kepada partai komunis seperti di negara-negara lainnya.


Konfrontasi Indonesia-Malaysia
Soekarno menentang pembentukan Federasi Malaysia dan menyebut bahwa hal tersebut adalah sebuah “rencana neo-kolonial” untuk mempermudah rencana komersial Inggris di wilayah tersebut. Selain itu dengan pembentukan Federasi Malaysia, hal ini dianggap akan memperluas pengaruh imperialisme negara-negara Barat di kawasan Asia dan memberikan celah kepada negara Inggris dan Australia untuk mempengaruhi perpolitikan regional Asia. Menanggapi keputusan PBB untuk mengakui kedaulatan Malaysia dan menjadikan Malaysia anggota tidak tetab Dewan Keamanan PBB, presiden Soekarno mengumumkan pengunduran diri negara Indonesia dari keanggotaan PBB pada tanggal 20 Januari 1965 dan mendirikan Konferensi Kekuatan Baru (CONEFO) sebagai tandingan PBB dan GANEFO sebagai tandingan Olimpiade. Pada tahun itu juga konfrontasi ini kemudian mengakibatkan pertempuran antara pasukan Indonesia dan Malaysia (yang dibantu oleh Inggris).

Nasib Irian Barat Konflik Papua Barat
Pada saat kemerdekaan, pemerintah Belanda mempertahankan kekuasaan terhadap belahan barat pulau Nugini (Irian), dan mengizinkan langkah-langkah menuju pemerintahan-sendiri dan pendeklarasian kemerdekaan pada 1 Desember 1961.
Negosiasi dengan Belanda mengenai penggabungan wilayah tersebut dengan Indonesia gagal, dan pasukan penerjun payung Indonesia mendarat di Irian pada 18 Desember sebelum kemudian terjadi pertempuran antara pasukan Indonesia dan Belanda pada 1961 dan 1962. Pada 1962 Amerika Serikat menekan Belanda agar setuju melakukan perbincangan rahasia dengan Indonesia yang menghasilkan Perjanjian New York pada Agustus 1962, dan Indonesia mengambil alih kekuasaan terhadapa Irian Jaya pada 1 Mei 1963.

Gerakan 30 September / G30 S PKI
Hingga 1965, PKI telah menguasai banyak dari organisasi massa yang dibentuk Soekarno untuk memperkuat dukungan untuk rezimnya dan, dengan persetujuan dari Soekarno, memulai kampanye untuk membentuk “Angkatan Kelima” dengan mempersenjatai pendukungnya. Para petinggi militer menentang hal ini.
Pada 30 September 1965, enam jendral senior dan beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana yang loyal kepada PKI. Panglima Komando Strategi Angkatan Darat saat itu, Mayjen Soeharto, menumpas kudeta tersebut dan berbalik melawan PKI. Soeharto lalu menggunakan situasi ini untuk mengambil alih kekuasaan. Lebih dari puluhan ribu orang-orang yang dituduh komunis kemudian dibunuh. Jumlah korban jiwa pada 1966 mencapai setidaknya 500.000; yang paling parah terjadi di Jawa dan Bali.

Era Orde Baru
Setelah Soeharto menjadi Presiden, salah satu pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia “bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB”, dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima pertama kalinya.
Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.
Presiden Soeharto memulai “Orde Baru” dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya. Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat. Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar pada tahun 1970-an dan 1980-an. Dia juga memperkaya dirinya, keluarganya, dan rekan-rekat dekat melalui korupsi yang merajalela.


Irian Jaya
Setelah menolak supervisi dari PBB, pemerintah Indonesia melaksanakan “Act of Free Choice” (Aksi Pilihan Bebas) di Irian Jaya pada 1969 di mana 1.025 wakil kepala-kepala daerah Irian dipilih dan kemudian diberikan latihan dalam bahasa Indonesia. Mereka secara konsensus akhirnya memilih bergabung dengan Indonesia. Sebuah resolusi Sidang Umum PBB kemudian memastikan perpindahan kekuasaan kepada Indonesia. Penolakan terhadap pemerintahan Indonesia menimbulkan aktivitas-aktivitas gerilya berskala kecil pada tahun-tahun berikutnya setelah perpindahan kekuasaan tersebut. Dalam atmosfer yang lebih terbuka setelah 1998, pernyataan-pernyataan yang lebih eksplisit yang menginginkan kemerdekaan dari Indonesia telah muncul.
Timor Timur
Dari 1596 hingga 1975, Timor Timur adalah sebuah jajahan Portugis di pulau Timor yang dikenal sebagai Timor Portugis dan dipisahkan dari pesisir utara Australia oleh Laut Timor. Akibat kejadian politis di Portugal, pejabat Portugal secara mendadak mundur dari Timor Timur pada 1975. Dalam pemilu lokal pada tahun 1975, Fretilin, sebuah partai yang dipimpin sebagian oleh orang-orang yang membawa paham Marxisme, dan UDT, menjadi partai-partai terbesar, setelah sebelumnya membentuk aliansi untuk mengkampanyekan kemerdekaan dari Portugal.
Pada 7 Desember 1975, pasukan Indonesia masuk ke Timor Timur. Indonesia, yang mempunyai dukungan material dan diplomatik, dibantu peralatan persenjataan yang disediakan Amerika Serikat dan Australia, berharap dengan memiliki Timor Timur mereka akan memperoleh tambahan cadangan minyak dan gas alam, serta lokasi yang strategis.
Pada masa-masa awal, pihak militer Indonesia (ABRI) membunuh hampir 200.000 warga Timor Timur — melalui pembunuhan, pemaksaan kelaparan dan lain-lain. Banyak pelanggaran HAM yang terjadi saat Timor Timur berada dalam wilayah Indonesia.

Pada 30 Agustus 1999, rakyat Timor Timur memilih untuk memisahkan diri dari Indonesia dalam sebuah pemungutan suara yang diadakan PBB. Sekitar 99% penduduk yang berhak memilih turut serta; 3/4-nya memilih untuk merdeka. Segera setelah hasilnya diumumkan, dikabarkan bahwa pihak militer Indonesia melanjutkan pengrusakan di Timor Timur, seperti merusak infrastruktur di daerah tersebut.
Pada Oktober 1999, MPR membatalkan dekrit 1976 yang menintegrasikan Timor Timur ke wilayah Indonesia, dan Otorita Transisi PBB (UNTAET) mengambil alih tanggung jawab untuk memerintah Timor Timur sehingga kemerdekaan penuh dicapai pada Mei 2002.


Krisis ekonomi
Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya didampingi B.J. Habibie.
Pada pertengahan 1997, Indonesia diserang krisis keuangan dan ekonomi Asia (untuk lebih jelas lihat: Krisis finansial Asia), disertai kemarau terburuk dalam 50 tahun terakhir dan harga minyak, gas dan komoditas ekspor lainnya yang semakin jatuh. Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan perpindahan modal dipercepat. Para demonstran, yang awalnya dipimpin para mahasiswa, meminta pengunduran diri Soeharto. Di tengah gejolak kemarahan massa yang meluas, serta ribuan mahasiswa yang menduduki gedung DPR/MPR, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, tiga bulan setelah MPR melantiknya untuk masa bakti ketujuh. Soeharto kemudian memilih sang Wakil Presiden, B. J. Habibie, untuk menjadi presiden ketiga Indonesia.


Era reformasi Pemerintahan Habibie
Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi.

Pemerintahan Wahid
Pemilu untuk MPR, DPR, dan DPRD diadakan pada 7 Juni 1999. PDI Perjuangan pimpinan putri Soekarno, Megawati Sukarnoputri keluar menjadi pemenang pada pemilu parlemen dengan mendapatkan 34% dari seluruh suara; Golkar (partai Soeharto – sebelumnya selalu menjadi pemenang pemilu-pemilu sebelumnya) memperoleh 22%; Partai Persatuan Pembangunan pimpinan Hamzah Haz 12%; Partai Kebangkitan Bangsa pimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 10%. Pada Oktober 1999, MPR melantik Abdurrahman Wahid sebagai presiden dan Megawati sebagai wakil presiden untuk masa bakti 5 tahun. Wahid membentuk kabinet pertamanya, Kabinet Persatuan Nasional pada awal November 1999 dan melakukan reshuffle kabinetnya pada Agustus 2000.
Pemerintahan Presiden Wahid meneruskan proses demokratisasi dan perkembangan ekonomi di bawah situasi yang menantang. Di samping ketidakpastian ekonomi yang terus berlanjut, pemerintahannya juga menghadapi konflik antar etnis dan antar agama, terutama di Aceh, Maluku, dan Papua. Di Timor Barat, masalah yang ditimbulkan rakyat Timor Timur yang tidak mempunyai tempat tinggal dan kekacauan yang dilakukan para militan Timor Timur pro-Indonesia mengakibatkan masalah-masalah kemanusiaan dan sosial yang besar. MPR yang semakin memberikan tekanan menantang kebijakan-kebijakan Presiden Wahid, menyebabkan perdebatan politik yang meluap-luap.

Pemerintahan Megawati
Pada Sidang Umum MPR pertama pada Agustus 2000, Presiden Wahid memberikan laporan pertanggung jawabannya. Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran menyerbu MPR dan meminta Presiden agar mengundurkan diri dengan alasan keterlibatannya dalam skandal korupsi. Di bawah tekanan dari MPR untuk memperbaiki manajemen dan koordinasi di dalam pemerintahannya, dia mengedarkan keputusan presiden yang memberikan kekuasaan negara sehari-hari kepada wakil presiden Megawati. Megawati mengambil alih jabatan presiden tak lama kemudian.

Pemerintahan Yudhoyono
Pada 2004, pemilu satu hari terbesar di dunia diadakan dan Susilo Bambang Yudhoyono tampil sebagai presiden baru Indonesia. Pemerintah baru ini pada awal masa kerjanya telah menerima berbagai cobaan dan tantangan besar, seperti gempa bumi besar di Aceh dan Nias pada Desember 2004 yang meluluh lantakkan sebagian dari Aceh serta gempa bumi lain pada awal 2005 yang mengguncang Sumatra.
Pada 17 Juli 2005, sebuah kesepakatan bersejarah berhasil dicapai antara pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka yang bertujuan mengakhiri konflik berkepanjangan selama 30 tahun di wilayah Aceh.

Sumber :  www.id.wikipedia.org
               www.syadiashare.com

Klik disini untuk melanjutkan »»

Senin, 22 Juli 2013

REVIEW SEWINDU TIGER JAKARTA TIMUR

. Senin, 22 Juli 2013
0 Pendapatmu

Angka 8 bagi Club Tiger Jakarta Timur sangat berarti untuk tahun 2013, karena Tiger Jakarta Timur (Singkat : TJT) mengadakan perhelatan akbar karena club ini sudah mencapai usia 8 tahun. Di usia ke 8 ini para Pengurus ataupun member bersama-sama membangun kebersamaan dengan sifat kekeluargaan. Acara yang diadakan di Taman Wiladatika – cibubur dan club yang hadir 108 club dibawah naungan HTCI (Honda Tiger Club Indonesia) yang tercatat. Acara larut hingga pukul 02.00 wib karena dimeriah dengan adanya Band RED WINE COOLERS DAN BR3NG5EK Band, Artis dangdut, DJ juga sexy dancer yang membuat acara semakin ramai. Kerja keras para Panitia, pengurus dan member yang berperan aktif saling membantu. Semoga persaudaraan kita semakin erat…..Bravo TJT…..Longlife Tiger Jakarta Timur.

 

See Website : tigerjakartimur.or.id

Klik disini untuk melanjutkan »»

Selasa, 15 Januari 2013

SEJARAH SINGKAT KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

. Selasa, 15 Januari 2013
1 Pendapatmu

 

Keuskupan Agung Jakarta adalah wilayah formal Gereja Katolik Roma yang tertua di Indonesia, dimulai dengan status Prefektur Apostolik tahun 1807. Secara resmi prefektur apostolik ditingkatkan menjadi Vikariat Apostolik Batavia pada tanggal 3 April1842 yang meliputi seluruh wilayah Hindia Belanda dengan Vikaris Apostolik pertamanya Mgr. I. Groff. Pada periode 1855 hingga 1948 wilayah Vikariat Apostolik Batavia semakin menyempit dengan didirikannya berbagai vikariat apostolik yang baru di luar Jawa dan di pulau Jawa sendiri. Seiring kemerdekaan Indonesia, pada7 Februari1950 nama Vikariat Apostolik Batavia diubah menjadi Vikariat Apostolik Djakarta. Status Vikariat Apostolik kemudian ditingkatkan menjadi Keuskupan Agung Djakarta pada tanggal 3 Januari 1961 dengan 2 keuskupan sufragan yaitu: Keuskupan Bandung dan Keuskupan Bogor. Sesuai dengan perubahan ejaan bahasa, nama Keuskupan Agung Djakarta diubah menjadi Keuskupan Agung Jakarta pada tanggal 22 Agustus1973.

                   KAJ-1_MalamKAJ-2_Siang

Di Museum Nasional Indonesia di Jakarta disimpan sebuah batu besar yang awalnya ditanam di pantai Sunda Kelapa. Batu berpahatkan tanda salib bertahunkan 1522 ini adalah peringatan hubungan antara pelayaran Portugis dan kerajaan Pajajaran.Ini adalah tanda awal hadirnya Katolik di Jakarta kini.

Kemudian saat VOC berkuasa, 1619 hingga 1792, semua kegiatan Katolik dilarang, dan para imam Katolik juga dilarang untuk berkarya di wilayah kekuasaan VOC di Batavia, bahkan seorang Jesuit Egidius d’Abreu, S.J. dibunuh pada tahun 1624. Kegiatan Katolik hanya diijinkan di luar tembokBatavia bagi orang-orang keturunan Portugis dengan didirikannya Gereja Portugis di luar kota pada tahun 1696, kini menjadi Gereja Sion di Jl. P. Jayakarta. Keturunan Portugis ini juga diberi lahan bertani di daerah yang kini disebut daerah Tugu. Pada abad ke-18 ini VOC membebaskan imam-imam Katolik untuk singgah di Batavia untuk melayani umat-umat, baik yang keturunan Portugis maupun juga pegawai VOC. Pada masa Daendels barulah umat Katolik di ijinkan untuk merayakan misa secara terbuka, pada tahun 1808.Daendels juga memberikan Gereja Katolik resmi pertama di Batavia pada tahun 1810 bertempat di Gang Kenanga Utara, daerah Senen sekarang. Gereja perdana ini sudah dibongkar pada tahun 1989. Pada tahun 1830 Gubernur Jendral Du Bus de Ghisignies menghibahkan tempat kediaman komandan tentara dan wakil gubernur jendral kepada Prefektur Apostolik Batavia. Di lahan inilah kini berdiri Gereja Katedral Jakarta.

Pada tahun 1856 suster-suster Ursulin mendirikan biara susteran pertama ‘Groot Kloster’ di Batavia di Jl Juanda dilanjutkan biara keduanya ‘Klein Klooster’ di Jl Pos pada tahun 1859 diikuti biara-biara Ursulin lain di daerah Jatinegara dan Kramat. Suster-suster dari Carolus Borromeus membuka Rumah Sakit Sint Carolus pada tahun 1919. Saat-saat awal tersebut imam-imam Jesuit-lah yang menyelenggarakan karya pastoral di wilayah Batavia baru kemudian dibantu oleh imam-imam Fransiskan pada tahun 1929 dan imam-imam dari Misionaris Hati Kudus (MSC]] tahun 1932. Dalam bidang pendidikan, imam-imam Yesuit mendirikan Perkumpulan Strada tahun 1924. Sekolah pertamanya dibuka tahun itu juga di daerah Gunung Sahari.Pada tahun 1927 Perkumpulan Strada mendirikan sekolah menengah berasrama di Menteng yang kemudian menjadi Kolese Kanisius pada tahun 1932.

Pada masa pendudukan Jepang, Vikaris Apostolik Batavia saat itu Mgr. P. Willekens S.J. mengusahakan agar rumah sakit dan sekolah-sekolah Katolik untuk tetap beroperasi dan tetap melayani umat Katolik di masa sulit tersebut. Setelah Indonesia merdeka, Gereja Katolik mulai berkembang kembali.Jumlah umat semakin bertambah, demikian juga dengan jumlah paroki. Paroki Mangga Besar didirikan tahun 1946, paroki di Jl. Malang tahun 1948, paroki Tangerang tahun 1948. Bila pada 1950 baru ada 12 paroki, pada tahun 1960 sudah terdapat 16 paroki, pada tahun 1970 terdapat 23 paroki, pada tahun 1980 terdapat 34 paroki, pada tahun 1988 terdapat 39 paroki, pada tahun 1990 terdapat 40 paroki, dan pada 2002 sudah terdapat 53 paroki dengan 411.036 orang umat yang dilayani oleh 277 imam. Pada tahun 2007 diperingati 200 tahun Gereja Katolik di Jakarta. Saat itu sudah terdapat 60 paroki. Puncak Perayaan Agung 200 tahun Gereja Katolik di Jakarta diselenggarakan di Istora – Senayan pada tgl.26 Mei 2007, yang dihadiri pula oleh sebagian besar para uskup di Indonesia.

Karya Roh Kudus terus bertumbuh dalam wujud pertambahan jumlah umat hingga tahun 2011 telah mencapai lebih dari 466.638 jiwa dan pendirian paroki-paroki: berawal dari Katedral merambah ke seantero wilayah Ibu Kota Jakarta, Bekasi, dan Tangerang. Secara teritorial Keuskupan Agung Jakarta terbagi ke dalam 8 dekenat  dengan  61 paroki dan stasi-stasi yang siap bertumbuh menjadi paroki-paroki baru.

Gerak Roh Kudus pun mewujudkan kekhasan Gereja metropolitan yang dinamis. Kelompok-kelompok Kategorial bertumbuh subur. Di tengah kesibukan, mereka berhimpun membentuk komunitas  atas dasar kesamaan/ kedekatan perhatian, minat, bidang panggilan, atau profesi tertentu di antara anggota-anggotanya. Pastoral kategorial dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar: (1) Pemikat (Persaudaraan Mitra Kategorial, (2) Karismatik dan (3) PMKAJ (Pastoral Mahasiswa Keuskupan Agung Jakarta).

Sebagai Gereja, Keuskupan Agung Jakarta telah melintasi waktu lebih dari 200 tahun. Berhimpun dalam kesatuan umat Allah:

1. Mulai dari “umat bawah tanah” di abad ke-17 dan 18

2. Melalui masa-masa tiga Prefektur di kala Jakarta masih bernama Batavia

3. Melintasi zaman Lima Vikaris Apostolik.

4. Hingga berbuah menjadi Gereja particular Keuskupan Agung Jakarta dengan Uskup Agung pertama Mgr.  A. Djajasepoetra.

5. Di tengah percepatan pertambahan jumlah umat, di era penggembalaan Mgr. Leo Soekoto, pada tahun 1990 Gereja Jakarta menyelenggarakan Sinode pertama. Visi masa depan pun ditetapkan untuk menjadi Gereja yang mandiri, missioner, berdaya pikat dan daya tahan.

6. Iman mengakar dan bertumbuh di dalam perjalanan sejarah Gereja Keuskupan Agung Jakarta. Tak lekang dalam pergolakan negara dan konflik politisi.  Pada dasawarsa yang penuh pergolakan dan perubahan, Keuskupan Agung Jakarta di gembalakan oleh Mgr. Julius Kardinal Darmaatmadja. Di tengah sulitnya mendirikan gedung gereja, pada tgl. 6 Oktober 1996 tonggak sejarah Gereja Jakarta dikenang kembali dengan pemberkatan Gereja Santo Servatius, Paroki Kampung Sawah yang sebagian besar umatnya adalah warga Betawi. Pemberkatan yang menandai dan merayakan seratus tahun berdirinya umat pribumi pertama di Jakarta. Dan pada tahun 2006 dirayakanlah 200th Gereja Keuskupan Agung Jakarta

7. Dengan motto: Serviens Domino cum omni Humilitate, pada tanggal 28 Juni 2010, Mgr. Ignatius Suharyo resmi menjadi Uskup Agung Keuskupan Agung Jakarta. “Aku melayani Tuhan dengan segala kerendahan hati” (Kis. 20:19). Menuntun dan memberi kekuatan dalam pelayanan penggembalaan.

KAJ Sumber : www.kaj.or.id

Klik disini untuk melanjutkan »»

Rabu, 19 Desember 2012

PAUS DAN SEJARAHNYA

. Rabu, 19 Desember 2012
0 Pendapatmu

 

 

rome-catholic-pope-symbol

P A U S

A. Tahta santo Petrus

B. Tentang KePausan

C. Pandangan Gereja Perdana mengenai KePausan

D. Sejarah Bapa Gereja

Kepala Gereja Katolik di dunia dipanggil dengan sebutan Paus (dari bahasa Yunani pappas, atau bahasa Italia papa, panggilan akrab seorang anak kecil terhadap ayahnya) karena otoritasnya yang superior dan karena dilaksanakan dengan cara yang paternal, mengikuti teladan Yesus Kristus.

Paus Pertama

Dan Aku berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. (Matius 16:18-19)

Suksesi Apostolik

Rasul-rasul yang kudus (Petrus dan Paulus), setelah mendirikan dan membangun Gereja (Katolik di Roma), menyerahkan kursi keuskupan kepada Linus. Paulus menyebutkan tentang Linus ini dalam surat kepada Timotius (2 Timotius 4:21). Dia digantikan oleh Anacletus, dan setelahnya, pada urutan ketiga dari para Rasul, Clement diangkat sebagai uskup. Dia telah bertemu muka dengan para Rasul yang kudus dan bersama-sama mereka. Boleh dikatakan bahwa dia masih mendengar gema kotbah para Rasul, dan menyaksikan tradisi-tradisi mereka dengan mata kepalanya sendiri. Dan tidak hanya dia, karena masih ada banyak lagi yang lain, yang telah diajarkan langsung oleh para Rasul.

...Setelah Clement, Evaristus menggantikan, dan Alexander menggantikan Evaristus. Lalu, yang keenam setelah Rasul, Sixtusdiangkat, setelahnya Telesphorus , yang juga menjadi martir dengan mulia. Lalu Hyginus, dan setelahnya, Pius, dan setelahnya Anicetus. Soter menggantikan Anicetus, dan sekarang, di tempat kedua-belas setelah Rasul, kedudukan uskup jatuh kepada Eleutherus. Dalam urutan ini, dan melalui ajaran para Rasul yang diteruskan dalam Gereja, kotbah kebenaran telah sampai kepada kita.

(Santo Irenaeus, uskup Lyons, Perancis. Lahir tahun 140 - wafat tahun 202. Salah satu Bapa Gereja.)

A. Tahta santo Petrus

(See of Peter)

St. Petrus 

Pada tanggal 22 Februari, Gereja Katolik memperingati Pesta Tahta Santo Petrus (see of Peter) "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga" (Mat 16:18-19).

Gereja itu bersifat Apostolik dimana gereja itu harus menunjukkan (menampakkan) ciri-ciri rasuli (lih Ef 2:20) karena dibangun diatas para Rasul dengan Kristus sebagai batu Penjurunya, tentu pula dengan Petrus sebagai kepada dewan para rasul seperti yang Yesus sendiri kehendaki (bdk Mat 16:18-22;Yoh 21:15; Kis 2:14; dll). Konsekuensi dari gereja yang mempertahankan sifat gereja yang Apostolik adalah mempunyai suksesi apostolik, dengan adanya suksesi Apostolik maka kedudukan para rasul dan Petrus sebagai kepala dewan para rasul dapat tergantikan, dengan demikian kelangsungan Gereja dapat terjamin sesuai kehendak Yesus sendiri kepada Gerejanya (bdk Mat 28:20). Suksesi apostolik dalam Gereja perdana bisa kita lihat pada misalnya penggantian Yudas Iskariot oleh Matias (Kis 1), Pengangkatan beberapa diakon, dll. caranya itu dilakukan dengan penumpangan tangan (bdk Kis 6:6;Iti 5:22, dll). Suksesi Apostolik dipertahankan oleh Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks, kita percaya bahwa meskipun alkitab tidak secara tegas menyatakan tentang suksesi Apostolik, tetapi alkitab memberikan gambaran tentang hal itu dan juga Tradisi Suci juga menegaskan hal yang sama [penjelasan tentang Tradisi suci lihat artikel "Apakah hanya Alkitab dasar iman Kita?"]. Gereja yang mempertahankan suksesi Apostolik, memiliki ciri-ciri antara lain memiliki kesatuan dalam hal iman, ajaran, tata ibadat, hirarki, dll dimanapun komunitas itu berada, dimana Gereja sekarang sama seperti Gereja para rasul, dimana para jemaat bertekun dalam pengajaran para rasul (lih Kis 2:42). Dimana Gereja yang sekarang sama seperti Gereja pada masa Bapa-Bapa Gereja dan akan tetap sama sampai kepada akhir jaman.

Kembali ke masalah tahta Petrus (see of Peter), kita percaya bahwa pengganti Petrus sebagai Ketua dewan para rasul berada di Roma meskipun Petrus juga mendirikan Keuskupan di Anthiokia berikut salah satu contoh dari hasil konsili Sardica "[I]f any bishop loses the judgment in some case [decided by his fellow bishops] and still believes that he has not a bad but a good case, in order that the case may be judged anew . . . let us honor the memory of the Apostle Peter by having those who have given the judgment write to Julius, Bishop of Rome, so that if it seem proper he may himself send arbiters and the judgment may be made again by the bishops of a neighboring province" (canon 3 [A.D. 342]). Kita tidak dapat menyangkal bahwa See of Peter memiliki kewibawaan yang lebih daripada yang lain, karena Tahta ini merupakan tahta yang ditinggalkan Yesus untuk gerejanya dan Yesus menjamin bahwa Tahta ini tidak akan dikuasai oleh alam maut (lihat Matius 16:18-19). Bahkan sejak semulapun Tahta di Roma menjadi Tahta yang utama karena disanalah ada pengganti Petrus, hal itu ditegaskan dalam Konsili Konstantinopel I "The bishop of Constantinople shall have the primacy of honor after the bishop of Rome, because his city is New Rome" (canon 3 [A.D. 381]). Jabatan Petrus sebagai ketua dewan para rasul juga diwariskan kepada penggantinya yang bertahta di Roma, hal ini merupakan konsekuensi dari sifat gereja yang apostolik, klaim gereja Ortodoks bahwa semua Patriakh adalah pengganti Petrus secara rohani jelas tidak dapat diterima dalam sifat gereja yang apostolik, karena Gereja para rasul tidak memiliki banyak Petrus, tetapi hanya satu!! Dan kesaksian Bapa-Bapa Gereja menunjukkan bahwa Jabatan Petrus sebagai ketua dewan para rasul diwariskan kepada penggantinya yang bertahta di Roma. Dengan tidak diakuinya Tahta Petrus sebagai Tahta yang memiliki kewibawaan khusus membawa dampak bagi perkembangan dogma Gereja Ortodoks yang tertinggal jauh dengan Gereja Katolik (padahal benih-benih ajarannya sama dan merupakan Tradisi Apostolik, baik di Gereja Katolik ataupun Ortodoks) dan Gereja Ortodoks belum mampu mengadakan Konsili besar seperti yang Gereja Katolik lakukan, karena tidak adanya kepemimpinan yang memiliki senioritas diatas para Patriakh, sehingga sukar untuk mengadakan konsili besar. Kita melihat dari Gereja Protestan yang secara jelas menolak Primasi Paus bahkan yang paling parah menolak paham sakramen Imamat yang berarti kehilangan sifat Apostolik dari Gereja, kita lihat bagaimana mereka tidak memelihara Tradisi Suci, bahkan mengembangkan penafsiran bebas atas kitab suci sehingga menimbulkan perpecahan yang semakin parah atas tubuh Kristus, dan jelas-jelas bertentangan dengan kenyataan yang ada pada jaman para rasul (lih Kis 2:42).

Thomas Rudy

B. Tentang KePausAn

(See Of Vatikan)

Kepausan

Paus Yohanes Paulus II

Paus adalah pemimpin tertinggi Gereja Katolik beliau adalah Bishop of Rome, Wakil Kristus didunia ini. Paus adalah pengganti St. Petrus. kita percaya bahwa Gereja harus bertahan sampai akhir jaman dan untuk bertahan sampai akhir jaman Gereja butuh seorang pemimpin oleh karena itulah Yesus mengangkat Petrus sebagai kepala Para Rasul. Gereja Katolik mengimani Para Paus sebagai pengganti St. Petrus dengan suksesi apostolik.

Dalam Perjanjian Baru Petrus diangkat sebagai dasar yang kokoh bagi Gereja Kristus "Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini Ku-dirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya" (Mat 16:18)Yesus menjamin Gereja-Nya yang dibangun diatas Batu Karang (=Petrus) tidak akan sesat "alam maut tidak akan menguasainya" . Banyak saudara kita dari Protestan mengatakan bahwa matius 16:18 dalam bahasa Yunani dikatakan "engkau adalah Petrus (Yun: Petros) dan diatas batu karang (Yun: Petra) ini kudirikan jemaatku..." mereka mengatakan bahwa "Petros" (batu karang kecil) dan "Petra" (batu karang besar/bongkahan) itu mengacu pada hal yang berbeda. Sebelumnya perlu kita ketahui bahwa Yesus berbicara menggunakan bahasa Aram. Dalam bahasa Aram nama Simon Petrus adalah Kefas (kepha) lihatlah pada Yoh 1:42. kata "Kepha" bila diterjemahkan ke Yunani sebenarnya adalah "Petra". Tetapi dalam bahasa Yunani dikenal kata benda betina (Feminime Noun), kata "Petra" adalah Feminim noun dan bila digunakan untuk menyebut Simon Petrus maka agak janggal (tidak mungkin laki-laki dipanggil dengan nama perempuan) oleh karena itu penterjemah menggunakan kata "Petros". Klaim ini tidak hanya dibuat Teolog Katolik tetapi juga Protestan dan Ortodoks:

  • Prof William Hendriksen Th.D. Reformed Protestant Scholar, dalam New Testament Commentary: Exposition of Gospel According to Matthew, hal 647: "The meaning is, 'You are Peter, that is Rock, and upon this rock, that is, on you, Peter, I will build my church.' Our Lord speaking aramaic probably said, 'And I say to you, you are Kepha, and on this Kepha I will built my church.' Jesus, then, is promising Peter that he going to build his Church oh Him! I accept this view."
  • Menjawab Pertanyaan-pertanyaan Kontemporer (David P. Purnomo) dari CD-ROM SABDA: "walaupun "petros" boleh diterjemahkan sebagai "batu" atau "batu karang" yang tersendiri dengan pengertian bahwa batu karang tersebut adalah "kecil", sedangkan "petra" adalah "batu karang yang besar" atau yang masih terbentuk "gunung", tetapi kedua kata tersebut berasal dari akar kata yang sama. Kedua kata ini di dalam bahasa Arami juga mempunyai terjemahan yang sama, yaitu "Kepha" (di dalam bahasa Indonesia: Kefas, Yoh 1:42). Maka di dalam bahasa Arami istilah "Kepha" akan muncul dua kali dalam ayat tersebut.Dalam bahasa Yunani, "petra" adalah kata benda yang berbentuk betina, maka tidak sesuai sebagai nama yang diberikan untuk Simon, sehingga harus memakai "petros" yang berbentuk jantan untuk menyebut Simon.Menurut susunan kalimat dalam ayat tersebut antara "petros" dan "petra" terdapat kata penghubung "kai" (dan). Ini menunjukkan bahwa "Petros" dan "Petra" mempunyai hubungan erat, bukannya yang satu menunjukkan Petrus dan yang lain menunjukkan Kristus atau pengakuan iman Petrus.Seandainya yang dimaksud "batu karang ini" adalah Kristus, maka perkataan "Engkau adalah Petrus", sama sekali tidak ada arti. Dalam bahasa Yunani, biasanya kata pengganti "ini" (outos) berkaitan dengan kata precedent yang terdekat. Dalam Matius 16:18, "Petros" (Petrus) adalah precedent yang terdekat dengan "Batu karang ini." Dengan lain kata, "batu karang" yang dimaksud oleh Tuhan adalah Petrus."
  • John Meyendorf, Teolog Orthodoks dalam Primacy of Peter                                Hal 14: "He (Peter) has received the messianic title of the 'Rock', a title which ini biblical languange belongs to the Messiah himselft."                                         Hal 28: "This negative statment (concerning Peter's power) However, does not sufficiently explain all that the Bible means by the messianic image of the Petra or the Rock, an image which Christ applies to Peter alone.
  • Veselin Kesich, Professor Emeritus di St. Vladimir Seminary, dikutip dalam buku Primacy of Peter hal 47-48: " 'You are Peter (Petros) and on this rock (Petra) I Will build my church (mouten ekklesian).' These words are spoken in aramaic, in which Cephas stands both for Petros and Petra
  • Raymond E. Brown, Lutheran, dalam buku Peter in the New Testament, hal 92: "on that level, precisely because of the aramaic, identity of Kepha, there can be no doub that the rock on which the church was to be built was peter.
  • Dan sumber-sumber lain misalnya dari Gerhard Maier (Teolog Lutheran) dalam buku Biblical Interpretation and Church Text and Context (Terjemahan oleh HP Dressler) halaman 60; DA Carson, Professor of New Testament, Babtist Protestant dalam The Expositor's Bible Commentary; dll

"Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." (Mat 16:19) bila kita perhatikan baik-baik "Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga" mirip sekali dengan Yesaya 22:22 "Kunci rumah Daud...apabila ia membuka, tidak ada yang dapat menutup....." yang perannya juga mirip dengan "Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga" jadi Kristus memberikan kunci ini kepada Petrus dari hal ini jelaslah Petrus memiliki Wewenang yang lebih (apalagi diberikan kunci yang seperti itu). Petruspun didoakan secara khusus supaya imannya jangan gugur dan bila sudah insaf harus menguatkan saudara-saudaranya (Luk 22:32) ini jelas sekali mengapa Yesus tidak turut mendoakan murid yang lain hanya Petrus sendiri disini jelaslah bahwa Petrus mempunyai Peran yang besar diantara para rasul yang lain. pada perikop Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias (21:1-14) disana jelas Yesus berkata "...Gembalakanlah domba-dombaku" kata-kata ini ditujukan kepada Petrus ini pula yang menunjukkan Peranan Petrus yang khusus. Peran peran Petrus antara lain: dalam kisah 4:1-13 Petrus berbicara dengan lantang (ayat 8) saat berada di mahkamah agama, sebelum pentakosta Petrus memimpin rapat penggantian Yudas (kis 1:15-26), Petrus berkotbah saat pantekosta didampingi 11 rasul yang lain (kis 2:14-36), dll. Petrus juga memainkan peranan dalam Konsili Yerusalem (kis 15:1-21) ini terlihat setelah Petrus berbicara panjang lebar maka setelah bicara semua yang lain diam (kis 15:12) baru sesudah itu Paulus & Barnabas yang bicara setelah mereka berbicara semuanya tidak terdiam seperti saat Petrus yang berbicara dan sesudah berbicara sehingga Yakobus harus berkata "saudara-saudara dengarkan aku" (kis 15:13) ini menunjukkan bahwa sejak awal mula Petrus berwibawa dan pasti memiliki wewenang yang lebih diatara rasul-rasul yang lain dan Yakobus bukanlah pemimpin sidang itu melainkan sebagai Juru bicara sejak awal mula justru Petruslah yang tampil sebagai pemimpin (mis: dalam kis 1:13-26;2:14;2:41;3:6-7;5:1-11;8:21,dll).

Apakah Jabatan dan Kedudukan Petrus diwariskan?

Semua Bapa Gereja mengatakan "Ya" seperti misalnya ungkapan dari St. Irenaeus: "But Since it would be too long to enumerate in such a small volume as this the succession of all the churches, we shall confound all those who, in whatever manner, whether through self-satisfaction or vainglory, or through blindness and wicked opinion, assemble other than where it is proper, by pointing out here the successions of the bishop of the greatest and most ancient Church know all, Founded and organized at Rome by two most glorious, Peter and Paul, That Church which has the tradition and the faith which comes down to us after having been announced to men by apostle. For with this Church, because of its superior origin, all the Churches must agree, that is, all the faithful in the whole world; and it is in her that the faithful everywhere have maintained the Apostolic tradition" (3, 3, 2; Jurgens, p.90,#210). Secara logika kita dapat melihat bahwa Gereja mula-mula tidak menolak hal ini. Kita lihat Rasul terakhir St. Yohanes (wafat sekitar tahun 100) tidak menolak camput tangan Paus St. Clement (Paus ke IV dalam Gereja Katolik) pada Keuskupan di Korintus. Andaikata paham KePausan salah atau tidak sesuai dengan Alkitab dan Tradisi Apostolik, tentu saja paham ini ditolak oleh Gereja. Apalagi pada masa Paus Clement (th 88-97) dimana pada saat itu sudah dikenal paham KePausan, dan pada masa itu pula masih hidup murid-murid hasil didikan Para Rasul Yesus, jadi jika KePausan salah sudah tentu terjadi penolakan. Tetapi sejarah gereja menyatakan tidak ada penolakan, bahkan lembaga kePausan ini juga turut ambil bagian dalam penentuan Kanon Kitab Suci . Penolakan terhadap lembaga KePausan baru ada sekitar tahun 1054 karena sebelumnya antara Gereja Barat (Romawi) dan Gereja Timur (Konstantinopel) terjadi perselisihan yang faktor utamanya adalah karena faktor politik yang disebabkan perpindahan Ibukota kerajaan Romawi dari Roma ke Konstantinopel. Reformasi Protestan juga menolak KePausan.

Bila kita mencoba melihat dalam Kitab Suci , jelas bahwa jabatan Petrus dan para rasul yang lain harus diwariskan. Mengapa? karena Gereja harus bertahan sepanjang masa (Mat 28:20) untuk mewartakan kabar baik (Mat 28:16-20). Kita tahu bahwa para rasul tidak mungkin dapat bertahan selamanya (karena mereka manusia) tetapi Gereja harus bertahan, oleh karena itulah jabatan Petrus dan para rasul diteruskan kepada pengganti mereka yaitu Paus, Uskup dan para Imam. Kita juga mengetahui bahwa Gereja dibangun atas dasar para rasul dengan Petrus sebagai kepala para rasul. Yesus pernah menekankan pentingnya Pondasi (Mat 7:24-27) dan kita tahu bahwa Gereja dibangun dengan dasar yang teguh (Mat 16:18) oleh karena itu, secara logika, jelas bahwa Jabatan Petrus dan para rasul harus diwariskan, karena Pondasi itu harus tetap mendasari Gereja, agar Gereja tetap kokoh berdiri. Contoh nyata dari kekokohan pndasi ini adalah bertahannya Gereja Katolik selama hampir 2000 tahun, walaupun selama perjalanan hidupnya Gereja Katolik mengalami penganiayaan, kejayaan, perpecahan, dll. Tetapi kita lihat Perlindungan Roh Kudus kepada Gereja, sehingga Gereja tetap ada sampai sekarang.

Adik-adik kita dari gereja Protestan mengatakan bahwa Petrus tidak infalibel buktinya dalam Galatia 2:11-14 dimana Petrus ditegor paulus karena munafik. dalam sejarah ada Paus yang ditegur misalnya oleh St.Katerin dari sienna dan seorang kardinal yang meminta Paus Yohanes Paulus II mundur, dll.

Maksud Infalibel disini bukan berarti setiap statment Paus itu benar apalagi menyangkut IPTEK, kedokteran,dll. Infalibilitas disini berarti ajarannya (Paus) tidak dapat sesat (infallibilitas) khususnya yang berkaitan dengan iman dan kesusilaan, sesuai dengan apa yang ditegaskan dalam Lumen Gentium 25, Karena Kristus sendiri menjamin: "Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini Ku-dirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya" (Mat 16:18) "Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." (Mat 16:19). ada 3 syarat yang harus dipenuhi agar Ajaran Paus dipandang tidak dapat sesat yaitu:

  1. Ajaran itu harus mengenai Iman & Kesusilaan.
  2. Ia harus mengajar sebagai kepala Gereja universal. ia berbicara secara Ex-Cathedra
  3. Paus harus secara jelas bermaksud mengikat gereja sepenuhnya

jika ketiga persyaratan itu tidak terpenuhi maka hukum gereja menyatakan bahwa ajaran itu tidak dapat dipandang sebagai "Tidak dapat sesat" (Kanon 749.3)

Secara teologis "Tidak dapat sesat" pertama-tama diberikan kepada Gereja (karena gereja dalah Pondasi kebenaran "...jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran (1 tim 3:15); bdk Matius 18:15-20) lalu kepada Paus sebagai kepala Gereja.

Lalu bagaimana akhir dari hidup Petrus?

Menurut tradisi kuno Petrus meninggal sebagai martir di kota Roma bersama Paulus.

Apa benar Petrus ada di Roma?

1 Petrus 5:13 mengatakan "Salam kepada kamu sekalian dari kawanmu yang terpilih yang di Babilon, ....." kawanmu merujuk pada Petrus sedangkan Babilon adalah nama lain dari kota Roma.

Bagaimana Peran Paus (Uskup Roma) pada masa awal kekristenan?

Peran Uskup Roma antara lain:

  1. Pada tahun 80 Masehi, Paus Clement I menulis surat kepada umat di Korintus mengenai pertikaian disana dan memerintahkan mereka untuk mengembalikan keuskupan kepada uskup yang sah. Nah ada hal-hal menarik untuk diungkapkan disini. Pertama, Korintus adalah keuskupan yang tersendiri, bukan bagian dari keuskupan Roma, malahan letaknya jauh dari Roma. Kedua, pada masa itu Rasul Yohanes masih hidup (beliau meninggal sekitar tahun 100 AD) dan bahkan tinggal di Efesus yang jauh lebih dekat ke Korintus daripada Roma (lihat peta Alkitab). Adalah suatu hal yang aneh bin ajaib bahkan luar biasa bahwa otoritas Gereja di Korintus minta bantuan pada Uskup Roma dan bukannya pada Rasul Yohanes yang pernah jalan-jalan disamping Yesus sendiri!. Pope Clement I: "Owing to the sudden and repeated calamities and misfortunes which have befallen us, we must acknowledge that we have been some what tardy inturning our attention to the matters in dispute among you, beloved, and especially that abominable and unholy sedition, alien and foreign to the elect of God, which a few rash and self-willed persons have inflamed." "Accept ourcounsel and you will have nothing to regret.. . ... If anyone disobey the things which have been said by him [God] through us [i.e., that you mustreinstate your leaders], let them know that they will involve themselves in transgression and in no small danger." "You will afford us joy andgladness if being obedient to the things which we have written through the Holy Spirit, you will root out the wicked passion of jealousy" (Letter to the Corinthians 1:1, 58:2-59:1, 63:2 [A.D. 80]).
  2. Paus Damasus atas dorongan Konsili Roma pada tahun 382 mengeluarkan dekrit yang berisi daftar 73 kitab-kitab dalam Alkitab
  3. Paus Innocentius I (401-417) pada tahun 405 menyetujui ke-73 kitab-kitab tersebut dan MENUTUP KANONISASI ALKITAB setelah sebelumnya Konsili Hippo pada tahun 393 menyetujui kanonisasi Alkitab yang terdiri dari 73 buku.Konsili Kartago pada tahun 397 kembali menguatkan keputusan konsili sebelumnya dengan menyetujui kanonisasi 73 kitab-kitab tersebut.
  4. dll

Berikut ini kesaksian dari St. Irenaeustentang KePausan:

Rasul-rasul yang kudus (Petrus dan Paulus), setelah mendirikan dan membangun Gereja (Katolik di Roma), menyerahkan kursi keuskupan kepada Linus. Paulus menyebutkan tentang Linus ini dalam surat kepada Timotius (2 Timotius 4:21). Dia digantikan oleh Anacletus, dan setelahnya, pada urutan ketiga dari para Rasul, Clement diangkat sebagai uskup. Dia telah bertemu muka dengan para Rasul yang kudus dan bersama-sama mereka. Boleh dikatakan bahwa dia masih mendengar gema kotbah para Rasul, dan menyaksikan tradisi-tradisi mereka dengan mata kepalanya sendiri. Dan tidak hanya dia, karena masih ada banyak lagi yang lain, yang telah diajarkan langsung oleh para Rasul.

...Setelah Clement, Evaristus menggantikan, dan Alexander menggantikan Evaristus. Lalu, yang keenam setelah Rasul, Sixtus diangkat, setelahnya Telesphorus, yang juga menjadi martir dengan mulia. Lalu Hyginus, dan setelahnya, Pius, dan setelahnya Anicetus. Soter menggantikan Anicetus, dan sekarang, di tempat kedua-belas setelah Rasul, kedudukan uskup jatuh kepada Eleutherus. Dalam urutan ini, dan melalui ajaran para Rasul yang diteruskan dalam Gereja, kotbah kebenaran telah sampai kepada kita. (Santo Irenaeus, uskup Lyons, Perancis. Lahir tahun 140 - wafat tahun 202. Salah satu Bapa Gereja.)

C. Pandangan Gereja Perdana mengenai KePausan

Sri Paus adalah Uskup Roma. Pemahaman Gereja Katolik tentang hal ini tidak hanya berdasarkan Kitab Suci saja (lihat Tentang KePausan) tetapi juga berdasarkan Tradisi Apostolik yang kesaksiannya dapat kita lihat dari Bapa-Bapa Gereja Perdana dan beberapa hasil Konsili.

Bapa-Bapa Gereja Perdana memberikan kesaksian bahwa mereka Percaya bahwa Petrus adalah batu karang yang dimaksud oleh Tuhan Yesus dalam Mat 16:18 (lihat Tentang KePausan) dan juga Petrus sebagai Kepala Para Rasul. Berikut kesaksian Bapa Gereja Timur mengenai hal ini:

  • Origenes: See what is said by the Lord to [Peter], that great foundation of the Church, and most solid rock, upon which Christ founded the Church (Alnatt 15,16)
  • St. Antoni dari Mesir: Peter, the Prince of the Apostles (Anthony, Epist. xvii. Galland, iv p. 687).
  • St. Anthanasius: The Chief, Peter. (Athan, In Ps. xv. 8, tom. iii. p. 106, Migne)
  • St. Yohanes Krisostomos: Peter himself the Head or Crown of the Apostles, the First in the Church, the Friend of Christ, who received a revelation, not from man, but from the Father, as the Lord bears witness to him, saying, 'Blessed art thou, &c.' This very Peter and when I name Peter I name that unbroken Rock, that firm Foundation, the Great Apostle, First of the disciples, the First called, and the First who obeyed he was guilty ...even denying the Lord. (Chrysostom, T. ii. Hom). Peter, the Leader of the choir of Apostles, the Mouth of the disciples, the Pillar of the Church, the Buttress of the faith, the Foundation of the confession, the Fisherman of the universe. (Chrysostom, T. iii Hom). Peter, that Leader of the choir, that Mouth of the rest of the Apostles, that Head of the brotherhood, that one set over the entire universe, that Foundation of the Church. (Chrys. In illud hoc Scitote). (Peter), the foundation of the Church, the Coryphaeus of the choir of the Apostles, the vehement lover of Christ ...he who ran throughout the whole world, who fished the whole world; this holy Coryphaeus of the blessed choir; the ardent disciple, who was entrusted with the keys of heaven, who received the spiritual revelation. Peter, the mouth of all Apostles, the head of that company, the ruler of the whole world. (De Eleemos, iii. 4; Hom. de decem mille tal. 3). In those days Peter rose up in the midst of the disciples (Acts 15), both as being ardent, and as intrusted by Christ with the flock ...he first acts with authority in the matter, as having all put into his hands ; for to him Christ said, 'And thou, being converted, confirm thy brethren. (Chrysostom, Hom. iii Act Apost. tom. ix.). He passed over his fall, and appointed him first of the Apostles; wherefore He said: ' 'Simon, Simon,' etc. (in Ps. cxxix. 2). God allowed him to fall, because He meant to make him ruler over the whole world, that, remembering his own fall, he might forgive those who should slip in the future. And that what I have said is no guess, listen to Christ Himself saying: 'Simon, Simon, etc.' (Chrys, Hom. quod frequenter conveniendum sit 5, cf. Hom 73 in Joan 5). And why, then, passing by the others, does He converse with Peter on these things? (John 21:15). He was the chosen one of the Apostles, and the mouth of the disciples, and the leader of the choir. On this account, Paul also went up on a time to see him rather than the others (Galatians 1:18). And withal, to show him that he must thenceforward have confidence, as the denial was done away with, He puts into his hands the presidency over the brethren. And He brings not forward the denial, nor reproches him with what had past, but says, 'If you love me, preside over the brethren, ...and the third time He gives him the same injunction, showing what a price He sets the presidency over His own sheep. And if one should say, 'How then did James receive the throne of Jerusalem?,' this I would answer that He appointed this man (Peter) teacher, not of that throne, but of the whole world. (Chrysostom, In Joan. Hom. 1xxxviii. n. 1, tom. viii). [Peter] became a foundation of the Church (Homily 3 on Matthew, NPNF1 X:19). [T]o exhibit a man that is a fisher more solid than any rock, while all the world is at war with him...(Homily 54 on Matthew, NPNF1 X:334). Peter, that the head of the Apostles, the first in the Church, the friend of Christ, who received the revelation not from man but from the Father ... this Peter, and when I say Peter, I mean the unbroken rock, the unshaken foundation, the great apostle, the first of the disciples, the first called, the first to obey (Almsgiving 3:4, Chapman 74). selain itu Yohanes Krisostomos banyak memberikan gelar kepada Petrus seperti: 'the first of the apostles', 'the foundation of the Church', 'the leader of the choir of the apostles', 'the base', 'the pillar', 'the head of the apostles', 'the first in the Church', 'the foundation of the faith', 'the fisherman of the world', 'the unshaken foundation', 'the great apostle', 'the first of the disciples', 'the mouth of the disciples', dan 'the unbroken Rock'.

Sejarah Gereja menyatakan bahwa Suksesor Petrus tidak hanya di Roma saja tetapi juga di Antiokhia, Karena sebelum menjabat Uskup di Roma, Petrus adalah Uskup di Antiokhia. Kita percaya bahwa Petrus adalah Kepala Para rasul dan saat Petrus meninggalkan Antiokhia, Petrus belum melepaskan jabatannya sebagai Kepala Para Rasul (Pemimpin Gereja Universal) meskipun ia mentahbiskan penggantinya di Keuskupan Antiokhia. Di kota Romalah baru ada Suksesi Apostolik kepemimpinan universal Gereja dari Petrus kepada Linus dan ke suksesor selanjutnya. nah dari hal inilah kita percaya bahwa Uskup Roma sebagai pengganti Petrus memiliki Supremasi atas para uskup dan Patriakh sebagai pengganti Para Rasul seperti halnya Petrus memiliki Supremasi terhadap Para rasul.

Sebagai Contoh kita bisa lihat hal-hal berikut:

  • Di Gereja di Korintus, Ketika Paus Klements I diminta mengurus masalah dispute tahta keuskupan korintus padahal kan bisa saja otoritas gereja disana meminta bantuan pada Rasul Yohanes, Para Patriakh terdekat seperti Yerusalem atau Antiokhia atau mungkin Konstantinopel atau Alexandria :-) "Owing to the sudden and repeated calamities and misfortunes which have befallen us, we must acknowledge that we have been somewhat tardy in turning our attention to the matters in dispute among you, beloved, and especially that abominable and unholy sedition, alien and foreign to the elect of God, which a few rash and self-willed persons have inflamed." "Accept our counsel and you will have nothing to regret. . . . If anyone disobey the things which have been said by him [God] through us [i.e., that you must reinstate your leaders], let them know that they will involve themselves in transgression and in no small danger." "You will afford us joy and gladness if being obedient to the things which we have written through the Holy Spirit, you will root out the wicked passion of jealousy" (Letter to the Corinthians 1:1, 58:2-59:1, 63:2 [A.D. 80]).
  • Konsili di Sardica juga menyatakan hal yang mirip dengan ini "[I]f any bishop loses the judgment in some case [decided by his fellow bishops] and still believes that he has not a bad but a good case, in order that the case may be judged anew . . . let us honor the memory of the Apostle Peter by having those who have given the judgment write to Julius, Bishop of Rome, so that if it seem proper he may himself send arbiters and the judgment may be made again by the bishops of a neighboring province" (canon 3 [A.D. 342]). "[I]f some bishop be deposed by the judgment of the bishops sitting in the neighborhood, and if he declare that he will seek further redress, another should not be appointed to his see until the Bishop of Rome can be acquainted with the case and render a judgment" (canon 4)
  • Pada Buku yang menjawab Skisma Donatis sangat jelas ditekankan Supremasi Tahta di Roma: "In the city of Rome the episcopal chair was given first to Peter, the chair in which Peter sat, the same who was head--that is why he is also called Cephas ["Rock"]--of all the apostles, the one chair in which unity is maintained by all. Neither do the apostles proceed individually on their own, and anyone who would [presume to] set up another chair in opposition to that single chair would, by that very fact, be a schismatic and a sinner. . . . Recall, then, the origins of your chair, those of you who wish to claim for yourselves the title of holy Church" (The Schism of the Donatists 2:2 [A.D. 367]).
  • St. Hieronimus menekankan hal yang sama: "I follow no leader but Christ and join in communion with none but your blessedness [Pope Damasus I], that is, with the chair of Peter. I know that this is the rock on which the Church has been built. Whoever eats the Lamb outside this house is profane. Anyone who is not in the ark on Noah will perish when the flood prevails" (Letters 15:2 [A.D. 396] St. Hieronimus).
  • Lalu pada Konsili Kalsedon tahun 451: "Bishop Paschasinus, guardian of the Apostolic See, stood in the midst [of the Council Fathers] and said, 'We received directions at the hands of the most blessed and apostolic bishop of the Roman city [Pope Leo I], who is the head of all the churches, which directions say that Dioscorus is not to be allowed to sit in the [present] assembly, but that if he should attempt to take his seat, he is to be cast out. This instruction we must carry out" (Acts of the Council, session 1 [A.D. 451]). "After the reading of the foregoing epistle [The Tome of Leo], the most reverend bishops cried out: 'This is the faith of the fathers! this is the faith of the Apostles! So we all believe! thus the orthodox believe! Anathema to him who does not thus believe! Peter has spoken thus through Leo!'" (ibid., session 2).

Mengapa Petrus dan Paulus (Para Sokoguru jemaat) ingin ke Roma?? karena itu adalah kehendak Yesus sendiri "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kis 1:8)..... ujung bumi menurut pemahaman orang dahulu (Para Penulis Injil) adalah Roma karena saat itu Roma adalam pusat empire romawi dan jika injil bisa sampai ke ujung bumi (Roma). maka niscaya agama Kristen akan mudah mencapai tempat-2 lain di seluruh dunia (pandangan penulis kala itu) dan mungkin inilah yang memicu mulai retaknya Gereja karena kekaisaran dibagi dua sehingga ada 2 kota Roma [yaitu Roma (old Rome) dan Konstantinopel (New Rome)] tetapi apapun yang terjadi konsili konstantiopel I menegaskan bahwa Roma adalah Tahta I "The bishop of Constantinople shall have the primacy of honor after the bishop of Rome, because his city is New Rome" (canon 3 [A.D. 381]).

Penulis:

Thomas Rudy

terima kasih kepada yang sudah turut membantu mengkoreksi artikel ini:

Romo H.Pidyarto, O.Carm

D. Sejarah Bapa Gereja

(See of Vatikan)

Paus-Vatikan-Roma-image 

1. Santo Petrus (33-64 atau 33-67)

2. Santo Linus dari Tuscany (67-76)

3. Santo Anacletus (atau Cletus) dari Roma (76-88)

4. Santo Clement I dari Roma (88-97)

5. Santo Evaristus dari Yunani (97-105)

6. Santo Alexander I dari Roma (105-115)

7. Santo Sixtus I dari Roma (115-125)

8. Santo Telesphorus dari Yunani (125-136)

9. Santo Hyginius dari Athena, Yunani (136-140)

10. Santo Pius I dari Aquileia (140-155)

11. Santo Anicetus dari Emesa, Syria (155-166)

12. Santo Soter dari Campagna, Italia (166-175)

13. Santo Eleutheriusdari Nicopolis di Epirus, Yunani (175-189)

14. Santo Victor I dari Afrika (189-199)

15. Santo Zephyrinusdari Roma (199-217)

16. Santo Callixtus I dari Roma (217-222)

17. Santo Urban I dari Roma (222-230)

18. Santo Pontian dari Roma (230-235)

19. Santo Anterus dari Yunani (235-236)

20. Santo Fabian dari Roma (236-250)

21. Santo Cornelius dari Roma (251-253)

22. Santo Lucius I dari Roma (253-254)

23. Santo Stephen I dari Roma (254-257)

24. Santo Sixtus II dari Athena, Yunani (257-258)

25. Santo Dionysius, asal tidak diketahui (259-268)

26. Santo Felix I dari Roma (269-274)

27. Santo Eutychian dari Luni (275-283)

28. Santo Caius dari Dalmatia (283-296)

29. Santo Marcellinus dari Roma (296-304)

30. Santo Marcellus I dari Roma (308-309)

31. Santo Eusebius dari Calabria, Yunani (309-310)

32. Santo Melchiades atau Miltiades dari Afrika (311-314)

33. Santo Sylvester I dari Roma (314-335)

34. Santo Markus dari Roma (336)

35. Santo Julius I dari Roma (337-352)

36. Liberiusdari Roma (352-366)

37. Santo Damasus I dari Spanyol (366-384)

38. Santo Siricius dari Roma (384-399)

39. Santo Anastasius I dari Roma (399-401)

40. Santo Innocentius I dari Albano (401-417)

41. Santo Zozimus dari Mesuras, Yunani (417-418)

42. Santo Boniface I dari Roma (418-422)

43. Santo Celestinus I dari Campania (422-432)

44. Santo Sixtus III dari Roma (432-440)

45. Santo Leo I (Agung) dari Tuscany (440-461)

46. Santo Hilarius dari Sardinia (461-468)

47. Santo Simplicius dari Tivoli (468-483)

48. Santo Felix III (II) dari Roma (483-492)

49. Santo Gelasius I dari Afrika (492-496)

50. Anastasius IIdari Roma (496-498)

51. Santo Symmachus dari Sardinia (498-514)

52. Santo Hormisdas dari Frosinone (514-523)

53. Santo Yohanes I dari Tuscany (523-526)Martir

54. Santo Felix IV (III) dari Samnium (526-530)

55. Boniface II dari Roma (530-532)

56. Yohanes II(Mercury) dari Roma (533-535)

57. Santo Agapitus I dari Roma (535-536)

58. Santo Silverius I dari Campania (536-537)

59. Vigiliusdari Roma (537-555)

60. Pelagius I dari Roma (556-561)

61. Yohanes III dari Roma (561-574)

62. Benedictus Idari Roma (575-579)

63. Pelagius IIdari Roma (579-590)

64. Santo Gregorius I (Agung)dari Roma (590-604)

65. Sabiniandari Blera di Tuscany (604-606)

66. Boniface IIIdari Roma (607)

67. Santo Boniface IVdari Abruzzi (608-615)

68. Santo Deusdedit (Adeodatus I)dari Roma (615-618)

69. Boniface Vdari Naples (619-625)

70. Honorius I dari Campania (625-638)

71. Severinus dari Roma (640)

72. Yohanes IV dari Dalmatia (640-642)

73. Theodore I orang Yunani dari Leventine Koloni di Roma (642-649)

74. Santo Martin I dari Todi (649-655)

75. Santo Eugene I dari Roma (654-657)

76. Santo Vitalian dari Segni (657-672)

77. Adeodatus II dari Roma (672-676)

78. Donusdari Roma (676-678)

79. Santo Agatho dari Yunani dari Sicilia (678-681)

80. Santo Leo II dari Sicilia (682-683)

81. Santo Benedictus II dari Roma (684-685)

82. Yohanes V dari Antiokia, Siria (685-686)

83. Conon dari Yunani dari Thracian (?) (686-687)

84. Santo Sergius I orang Siria dari Palermo (687-701)

85. Yohanes VI dari Yunani (701-705)

86. Yohanes VIIorang Yunani dari Calabria (705-707)

87. Sisinnius orang Yunani dari Siria (708)

88. Constantine dari Siria (708-715)

89. Santo Gregorius II dari Roma (715-731)

90. Santo Gregorius III dari Siria (731-741)

91. Santo Zacharius orang Yunani dari Calabria (741-752)

92. Stephen II (III) dari Roma (752-757)

93. Santo Paulus I dari Roma (757-767)

94. Stephen III (IV)dari Sicilia (768-772)

95. Adrianus I dari Roma (772-795)

96. Santo Leo III dari Roma (795-816)

97. Stephen IV dari Roma (816-817)

98. Santo Paschal I dari Roma (817-824)

99. Eugene II dari Roma (824-827)

100. Valentinus dari Roma (827)

101. Gregorius IV dari Roma (827-844)

102. Sergius II dari Roma (844-847)

103. Santo Leo IV dari Roma (847-855)

104. Benedictus III dari Roma (855-858)

105. Santo Nicholas I (Agung) dari Roma (858-867)

106. Adrianus II dari Roma (867-872)

107. Yohanes VIII dari Roma (872-882)

108. Marinus I dari Gallese (882-884)

109. Santo Adrianus III dari Rome (884-885)

110. Stephen V (VI) dari Rome (885-891)

111. Formosus Uskup Porto (891-896)

112. Boniface VI dari Roma (896)

113. Stephen VI (VII) dari Roma (896-897)

114. Romanus dari Gallese (897)

115. Theodore II dari Roma (897)

116. Yohanes IX dari Tivoli (898-900)

117. Benedictus IV dari Roma (900-903)

118. Leo V dari Ardea (903)

119. Sergius III dari Roma (904-911)

120. Anastasius III dari Roma (911-913)

121. Landus dari Sabina (913-914)

122. Yohanes X dari Tossignano (Imola) (914-928)

123. Leo VI dari Roma (928)

124. Stephen VII (VIII) dari Roma (928-931)

125. Yohanes XI dari Roma (931-935)

126. Leo VII dari Roma (936-939)

127. Stephen VIII (IX) dari Roma (939-942)

128. Marinus II dari Roma (942-946)

129. Agapitus II dari Roma (946-955)

130. Yohanes XII (Octavius) dari Tusculum (955-964)

131. Leo VIII dari Roma (963-965)

132. Benedictus V dari Roma (964-966)

133. Yohanes XIII dari Roma (965-972)

134. Benedictus VI dari Roma (973-974)

135. Benedictus VII dari Roma (974-983)

136. Yohanes XIV (Peter Campenora) dari Pavia (983-984)

137. Yohanes XV dari Roma (983-996)

138. Gregorius V (Bruno dari Carinthia) dari Saxony (996-999)

139. Sylvester II (Gerbert) dari Auvergne (999-1003)

140. Yohanes XVII (Siccone) dari Roma (1003)

141. Yohanes XVIII (Phasianus) dari Roma1004-1009

142. Sergius IV(Peter) dari Roma (1009-1012)

143. Benedictus VIII (Theophylactus) dari Tusculum (1012-1024)

144. Yohanes XIX (Romanus) dari Tusculum (1024-1032)

145. Benedictus IX (Theophylactus) dari Tusculum (1032-1044)

146. Sylvester III (Yohanes) dari Roma (1045)

147. Benedictus IX (kedua kalinya) (Theophylactus) dari Tusculum (1045)

148. Gregorius VI (Yohanes Gratianus) dari Roma (1045-1046)

149. Clement II (Suitger, Lord Morsleben & Hornburg) dari Saxony (1046-1047)

150. Benedictus IX (ketiga kalinya) (Theophylactus) dari Tusculum (1047-1048)

151. Damasus II (Poppo) dari Bavaria, Jerman (1048)

152. Santo Leo IX (Bruno) dari Alsace (1049-1054)

153. Victor II (Gebhard) dari Swabia (1055-1057)

154. Stephen IX (X) (Frederick) dari Lorraine (1057-1058)

155. Nicholas II (Gerard) dari Burgundy (1059-1061)

156. Alexander II (Anselmo da Baggio) dari Milan (1061-1073)

157. Santo Gregorius VII (Hildebrand) dari Tuscany (1073-1085)

158. Beato Victor III (Dauferius atau Desiderius) dari Benevento (1086-1087)

159. Beato Urban II (Otto diLagery) dari Perancis (1088-1099)

160. Paschal II (Raniero) dari Ravenna (1099-1118)

161. Gelasius II (Giovanni Caetani) dari Gaeta (1118-1119)

162. Callistus II (Guido dari Burgundi) dari Burgundy, Perancis (1119-1124)

163. Honorius II (Lamberto) dari Fiagnano (Imola) (1124-1130)

164. Innocentius II (Gregorio Papareschi) dari Roma (1130-1143)

165. Celestinus II (Guido) dari Citta di Castello (1143-1144)

166. Lucius II (Gerardo Caccianemici) dari Bologna (1144-1145)

167. Beato Eugene III (Bernardo Paganelli di Montemagno) dari Pisa (1145-1153)

168. Anastasius IV (Corrado) dari Roma (1153-1154)

169. Adrianus IV (Nicholas Breakspear) dari Inggris (1154-1159)

170. Alexander III (Rolando Bandinelli) dari Siena (1159-1181)

171. Lucius III (Ubaldo Allucingoli) dari Lucca (1181-1185)

172. Urban III (Uberto Crivelli) dari Milan (1185-1187)

173. Gregorius VIII (Alberto de Morra) dari Benevento (1187)

174. Clement III (Paulo Scolari) dari Roma (1198-1191)

175. Celestinus III (Giacinto Bobone) dari Roma (1191-1198)

176. Innocentius III (Lotario dei Conti di Segni) dari Anagni (1198-1216)

177. Honorius III (Cencio Savelli) dari Roma (1216-1227)

178. Gregorius IX (Ugolino, Count Segni) dari Anagni (1227-1241)

179. Celestinus IV (Goffredo Castiglioni) dari Milan (1241)

180. Innocentius IV (Sinibaldo Fieschi) dari Genoa (1243-1254)

181. Alexander IV (Rinaldo) dari Ienne (Roma) (1254-1261)

182. Urban IV (Jacques Pantalon) dari Troyes, Perancis (1261-1264)

183. Clement IV (Guy Foulques atau Guido le Gros) dari Perancis (1265-1268)

184. Beato Gregorius X (Teobaldo Visconti) dari Piacenza (1271-1276)

185. Beato Innocentius V (Peter dari Tarentaise) dari Savoy (1276)

186. Adrianus V (Ottobono Fieschi) dari Genoa (1276)

187. Yohanes XXI (Petrus Juliani atau Petrus Hispanus) dari Portugal (1276-1277)

188. Nicholas III (Giovanni Gaetano Orsini) dari Roma (1277-1280)

189. Martin IV (Simon de Brie) dari Perancis (1281-1285)

190. Honorius IV (Giacomo Savelli) dari Roma (1285-1287)

191. Nicholas IV (Girolamo Masci) dari Ascoli (1288-1292)

192. Santo Celestinus V (Pietro del Murrone) dari Isernia (1294)

193. Boniface VIII (Benedetto Caetani) dari Anagni (1294-1303)

194. Beato Benedictus XI (Niccolo Boccasini) dari Treviso (1303-1304)

195. Clement V (Bertrand de Got) dari Perancis (1305-1314)

196. Yohanes XXII (Jacques d'Euse) dari Cahors, Perancis (1316-1334)

197. Benedictus XII (Jacques Fournier) dari Perancis (1334-1342)

198. Clement VI (Pierre Roger) dari Perancis (1342-1352)

199. Innocentius VI (Etienne Aubert) dari Perancis (1352-1362)

200. Beato Urban V (Guillaume de Grimoard) dari Perancis (1362-1370)

201. Gregorius XI (Pierre Roger de Beaufort) dari Perancis (1370-1378)

202. Urban VI (Bartolomeo Prignano) dari Naples (1378-1389)

203. Boniface IX (Pietro Tomacelli) dari Naples (1389-1404)

204. Innocentius VII (Cosma Migliorati) dari Sulmona (1404-1406)

205. Gregorius XII (Angelo Correr) dari Venice (1406-1415)

206. Martin V (Oddone Colonna) dari Roma (1417-1431)

207. Eugene IV (Gabriele Condulmer) dari Venice (1431-1447)

208. Nicholas V (Tommaso Parentucelli) dari Sarzana (1447-1455)

209. Callistus III (Alfonso Borgia) dari Jativa (Valencia) (1455-1458)

210. Pius II (Enea Silvio Piccolomini) dari Siena (1458-1464)

211. Paul II (Pietro Barbo) dari Venice (1464-1471)

212. Sixtus IV (Francesco della Rovere) dari Savona (1471-1484)

213. Innocentius VIII (Giovanni Battista Cibo) dari Genoa (1484-1492)

214. Alexander VI (Rodrigo Borgia) dari Jativa (Valencia) (1492-1503)

215. Pius III (Francesco Todeschini-Piccolomini) dari Siena (1503)

216. Julius II (Giuliano della Rovere) dari Savona (1503-1513)

217. Leo X (Giovanni de'Medici) dari Florence (1513-1521)

218. Adrianus VI (Adrian Florensz) dari Utrecht, Jerman (1522-1523)

219. Clement VII (Giulio de'Medici) dari Florence (1523-1534)

220. Paulus III (Alessandro Farnese) dari Roma (1534-1549)

221. Julius III (Giovanni Maria Ciocchi) dari Roma (1550-1555)

222. Marcellus II (Marcello Cervini) dari Montepulciano (1555)

223. Paulus IV (Gian Pietro Carafa) dari Naples (1555-1559)

224. Pius IV (Giovan Angelo de'Medici) dari Milan (1559-1565)

225. Santo Pius V (Antonio-Michele Ghislieri) dari Bosco (Alexandria) (1566-1572)

226. Gregorius XIII (Ugo Buoncompagni) dari Bologna (1572-1585)

227. Sixtus V (Felice Peretti) dari Grottamare (Ripatransone) (1585-1590)

228. Urban VII (Giambattista Castagna) dari Roma (1590)

229. Gregorius XIV (Niccolo Sfondrati) dari Cremona (1590-1591)

230. Innocentius IX (Giovanni Antonio Facchinetti) dari Bologna (1591)

231. Clement VIII (Ippolito Aldobrandini) dari Florence (1592-1605)

232. Leo IX (Alessandro de'Medici) dari Florence (1605)

233. Paulus V (Camillo Borghese) dari Roma (1605-1621)

234. Gregorius XV (Alessandor Ludovisi) dari Bologna (1621-1623)

235. Urban VIII (Maffeo Barberini) dari Florence (1623-1644)

236. Innocentius X (Giovanni Battista Pamfili) dari Roma (1644-1655)

237. Alexander VII (Fabio Chigi) dari Siena (1655-1667)

238. Clement IX (Giulio Rospigliosi) dari Pistoia (1667-1669)

239. Clement X (Emilio Altieri) dari Roma (1670-1676)

240. Beato Innocentius XI (Benedetto Odescalchi) dari Como (1676-1689)

241. Alexander VIII (Pietro Ottoboni) dari Venice (1689-1691)

242. Innocentius XII (Antonio Pignatelli) dari Spinazzola (Venosa) (1691-1700)

243. Clement XI (Giovanni Francesco Albani) dari Urbino (1700-1721)

244. Innocentius XIII (Michelangelo dei Conti) dari Roma (1721-1724)

245. Benedictus XIII (Pietro Francesco-Vincenzo Maria-Orsini) dari Gravina (Bari) (1724-1730)

246. Clement XII (Lorenzo Corsini) dari Florence (1730-1740)

247. Benedictus XIV (Prospero Lambertini) dari Bologna (1740-1758)

248. Clement XIII (Carlo Rezzonico) dari Venice (1758-1769)

249. Clement XIV (Giovanni Vincenzo Antonio-Lorenzo-Ganganelli) dari Rimini (1769-1774)

250. Pius VI (Giovanni Angelo Braschi) dari Cesena (1775-1799)

251. Pius VII (Barnaba-Gregorio-Chiaramonti) dari Cesena (1800-1823)

252. Leo XII (Annibale della Genga) dari Genga (Fabriano) (1823-1829)

253. Pius VIII (Fracesco Saverio Castiglioni) dari Cingoli (1829-1830)

254. Gregorius XVI (Bartolomeo Alberto-Mauro-Cappelari) dari Belluno (1831-1846)

255. Pius IX (Giovanni M. Mastai-Ferretti) dari Senigallia (1846-1878)

256. Leo XIII (Gioacchino Pecci) dari Carpineto (Anagni) (1878-1903)

257. Santo Pius X (Giuseppe Sarto) dari Riese (Treviso) (1903-1914)

258. Benedictus XV (Giacomo della Chiesa) dari Genoa, Italia (1914-1922)

259. Pius XI (Achille Ratti) dari Desio, Milan, Italia (1922-1939)

260. Pius XII (Eugenio Pacelli) dari Roma (1939-1958)

261. Yohanes XXIII (Angelo Giuseppe Roncalli) dari Sotto il Monte (Bergamo) (1958-1963)

262. Paulus VI (Giovanni Battista Montini) dari Concescio (Brescia) (1963-1978)

263. Yohanes Paulus I (Albino Luciani) dari Forno di Canale (Belluno) (1978)

264. Yohanes Paulus II (Karol Wojtyla) Wadowice, Polandia (1978-2005)

265. Benedictus XVI (Y. Ratzinger) Bavaria, Jerman (2005-Sekarang)

Paus-Benedict-XVI

Paus Benedict XVI (Y. Ratzinger)

 

Iman Katolik Sumber : www.imankatolik.or.id

Klik disini untuk melanjutkan »»
 
Hadie-Littha_1979 To Blogger.com | Template by Hadie-Littha_1979