Jumat, 19 Februari 2010

Let it be, stay focus

. Jumat, 19 Februari 2010

Ayat bacaan: Mazmur 119:78
========================
"Biarlah orang-orang yang kurang ajar mendapat malu, karena mereka berlaku bengkok terhadap aku tanpa alasan; tetapi aku akan merenungkan titah-titah-Mu."

Renungan Harian

Bermaksud baik tapi disalah-artikan. Kita tidak merugikan siapa-siapa, tapi malah difitnah. Jika anda pernah mengalami hal ini, tentu rasanya sungguh tidak enak. Saya sendiri pernah mengalami hal ini. Sungguh sakit dan sedih rasanya ketika kita menghadapi tuduhan atau fitnah. Apalagi jika dilakukan oleh orang yang dekat dengan kita, orang yang begitu kita percaya. Ada kalanya kita berhadapan dengan situasi seperti ini baik dalam pendidikan, pekerjaan atau lingkungan tetangga bahkan dalam pelayanan. Kita sudah berusaha melayani dengan baik, tapi ketika kita berhalangan malah langsung dianggap tidak serius. Kita tergerak ingin membantu tapi malah dicurigai punya agenda tertentu.

Masalah seperti ini mungkin terjadi kapan saja. Ada banyak orang yang merasa sangat kecewa dan kemudian segera memusuhi dan merasa dendam. Bayangkan jika kita termasuk pribadi yang cepat emosi, cepat tersinggung, atau gampang mendendam, pada akhirnya kita tidak akan bisa bertumbuh karena terus direcoki oleh kekecewaan demi kekecewaan. Tidak ada lagi sukacita dalam diri kita, dan jika dibiarkan kita akan menjadi manusia yang penuh dendam. Masalah difitnah, disalah artikan dan sejenisnya tidak akan pernah bisa kita hindari secara seratus persen. Artinya, sewaktu-waktu kita bisa saja mengalami hal yang tidak mengenakkan ini dari siapapun.
Paulus pernah mengalami disalah artikan. Dia berkata: "Berilah tempat bagi kami di dalam hati kamu! Kami tidak pernah berbuat salah terhadap seorangpun, tidak seorangpun yang kami rugikan, dan tidak dari seorangpun kami cari untung." (2 Korintus 7:2). Mengapa Paulus mengatakan hal ini kepada jemaat Korintus? Agaknya teguran Paulus membuat jemaat di sana merasa tidak nyaman. Jika kita lihat pada ayat 9-11, maka disana maksud Paulus terlihat jelas, yaitu meminta kesadaran jemaat untuk melakukan koreksi diri, mengalami pertobatan yang akan membawa keselamatan. Tapi mungkin teguran Paulus terlalu keras sehingga menimbulkan rasa sedih di kalangan jemaat. Sebelum masalah menjadi berlarut-larut Paulus pun segera berusaha menetralkan suasana dan menjelaskan duduk perkara. Ini langkah yang baik dalam menyelesaikan masalah. Paulus perlu menjelaskan bahwa sebenarnya ia bermaksud baik, bukan mau merugikan, menyakiti atau mencari keuntungan pribadi, tapi justru sebaliknya ia ingin agar semua jemaat disana bisa diselamatkan. Dalam mewartakan kabar keselamatan kita bisa mendapatkan tantangan yang seringkali tidak ringan. Kita digambarkan seolah-olah mewartakan itu untuk kepentingan pribadi kita. Fitnah, tuduhan, ancaman dan sebagainya akan langsung ditimpakan kepada kita. Dalam banyak situasi lainnya pun hal ini bisa terjadi. Apa yang harus kita lakukan? Menjelaskan duduk perkara seperti yang dilakukan Paulus, itu adalah salah satu cara. Tapi bagaimana jika orang yang dijelaskan tidak kunjung mengerti dan masih terus memberikan tuduhan?
Untuk menghadapi hal ini kita bisa belajar dari kitab Mazmur. Seperti manusia lainnya, Daud pun pernah mengalami fitnahan. Tapi ia tidak membiarkan dirinya dikuasai amarah, kebencian, permusuhan atau dendam. Ia mengatasinya dengan berdoa, dan ini katanya: "Biarlah orang-orang yang kurang ajar mendapat malu, karena mereka berlaku bengkok terhadap aku tanpa alasan; tetapi aku akan merenungkan titah-titah-Mu." (Mazmur 119:78). Orang boleh memfitnah kita, menuduh kita tanpa alasan jelas, atau bersikap sinis kepada maksud baik kita, tetap menyalah artikan niat baik kita meski sudah dijelaskan, tapi kita harus terus berpegang kepada firman Tuhan. Fokus kepada firman Tuhan, terus merenungkan perintah-perintahNya, itulah yang seharusnya kita lakukan. Dendam atau terpancing untuk memusuhi bukan merupakan ajaran Kristus. Kita harus tetap mengasihi mereka dan berdoa bagi mereka. "Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." (Matius 5:44). Memang sulit, tapi dengan demikianlah kita bisa menjadi anak-anak Allah yang benar, yang menerangi dan memberkati orang lain. (ay 45). Balas dendam? Itu bukan hal yang benar untuk dilakukan, tidak peduli seberapa besar kita disakiti. Dalam kitab Roma kita bisa membaca hal ini. "Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan." (Roma 12:19). Don't fight fire with fire. Fight it with ice. Fight hatred with love, karena itulah yang akan mampu memberikan solusi. "Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya." (ay 20).
Bersabarlah menghadapi tuduhan atau fitnahan. Bersabarlah menghadapi orang yang menyalah artikan kita. Dalam hidup ini bentuk-bentuk yang tidak menyenangkan seperti itu akan selalu ada. Tetap doakan dan kasihi, jangan musuhi, jangan mendendam. Itu kata firman Tuhan, dan itulah yang harus selalu menjadi fokus perhatian kita. Orang boleh berlaku jahat kepada kita, tapi kita jangan ikut-ikutan. Ikuti langkah Daud yang tetap fokus kepada merenungkan firman-firman Tuhan. Berjuanglah mengatasi rasa kecewa, sedih dan sakit hati, karena kita tahu ada janji yang disediakan Tuhan bagi kita. Dalam mewartakan kabar keselamatan pun demikian. Lakukan terus dengan sabar, karena kita punya pengharapan dan percaya bahwa janji Tuhan akan selalu digenapi. "Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah " (1 Timotius 4:10). Jika ada di antara anda yang tengah mengalami situasi seperti ini, berdoalah, ampuni dan doakan mereka. Biarlah orang berlaku bengkok terhadap kita, tapi kita harus selalu tekun merenungkan firman Tuhan.

0 Pendapatmu:

 
Hadie-Littha_1979 To Blogger.com | Template by Hadie-Littha_1979