Seperti yang telah kita ketahui bahwa pengendara sepeda motor mempunyai resiko kecelakaan lebih tinggi dimana faktor tsb dikarenakan si pengendara belum begitu memahami tehnik mengendarai & mengontrol kendaraan di jalan raya.
Untuk menjadi seorang pengendara motor yang baik / defensif, diperlukan 3 kemampuan dasar :
1. Kemampuan / pengetahuan untuk mengkontrol dan menguasai motor.
2. Kemampuan / pengetahuan mental untuk mengenali potensial bahaya yang muncul dijalan raya.
3. Kemampuan / pengetahuan untuk menguasai diri – kontrol emosi.
1. KEMAMPUAN / PENGETAHUAN UNTUK MENGKONTROL DAN MENGUASAI MOTOR
A.Sebelum mengendarai motor
Sebaiknya lakukan pemeriksaan sebagai berikut :
-> Pada kendaraan :
- Adakah kebocoran / tetesan cairan dari motor anda
- Kondisi ban, rem
- Fungsi indikator bahan bakar
- Lampu-lampu ( Lampu Utama, Rem, Sein )
- Perlengkapan standar kendaraan bermotor ( Kunci busi , spion&obeng )
-> Pada diri anda sendiri ( pengendara ) :
- Segala sesuatu yang mempengaruhi pengendara maka akan mempengaruhi cara berkendara ( Alkohol, obat-obatan, dll ).
- Kondisi kejiwaan /emosi ( marah, segala sesuatu yang membebani pikiran, dll ).
-> Pada apa yang anda kenakan :
- Hal ini tidak selalu mencegah terjadinya luka / cedera, namun yang pasti akan mengurangi cedera yang lebih parah.
-> Pada helm yang pengendara kenakan :
Untuk keamanan dalam meredamkan benturan, sebuah helm biasanya mempunyai umur pakai 1-5 tahun, tergantung dari pemakaiannya. Helm hanya didesain untuk satu kali meredam benturan atau satu kali jatuh. Oleh karena itu, apabila anda berniat membeli helm lebih baik membeli yang baru, karena anda tidak mengetahui latar belakang helm bekas pakai ( second hand ).
B. Mengontrol sepeda motor
-> Posisi tubuh yang benar
Diharapkan akan meningkatkan kontrol terhadap kendaraan dan memberikan kenyamanan serta mengurangi rasa lelah dalam berkendara. Kaki di foot step, lutut merapat ke tangki, punggung sebisa mungkin tegak, legan&bahu relax, siku membentuk sudut dan pergelangan tangan menghadap kebawah.
-> Periksa keadaan sekitar melalui kaca spion dan pergerakan kepala :
Untuk memastikan kondisi sekitar, terutama bagian belakang dan samping motor, pengendara harus melakukan pengecekan melalui kaca spion. Dan untuk memastikan keadaan yang sebenarnya, pengendara harus melakukan pergerakan kepala terutama bagian yang tidak terlihat melalui kaca spion atau yang biasa disebut blind spot. Hal tsb akan sangat bermanfaat, sebisa mungkin jadikan sebagian kebiasaan sehari-hari dalam berkendara.
-> Pergerakan kepala dan penempatan mata :
Hal ini penting karena mata mempunyai hubungan langsung dengan arah kendaraan. Jangan terfokus pada satu objek yang seharusnya anda hindari, tetapi arahkan pandangan mata pada bidang / arah yang anda kehendaki.
-> Tikungan
Ketika sedang melintasi tikungan, tubuh pengendara condong sesuai dengan arah tikungan, dengan kepala tegak dan mata memandang ke jalan untuk memastikan jalur setelah tikungan.
- Pengereman pada kecepatan rendah ( Dibawah 10 km/ jam ) :
- Jalankan kendaraan, sebelum melakukan pengereman pada roda depan pastikan arah.
- Roda depan dalam keadaan lurus.
- Jalankan kendaraan secara perlahan jaga agar gas sedikit diatas putaran idle/langsam, gunakan rem roda belakang hanya untuk mengurangi kecepatan dan gunakan kopling untuk mencegah mesin mati.
-> Menikung pada kecepatan rendah :
- Pada saat menikung, semakin perlahan anda mengendarai motor, semakin berat beban motor yang anda tanggung. Oleh karena itu, anda harus mewaspadai tikungan yang akan anda lalui dan arahkan pandangan anda ke jalur / arah yang anda tuju.
C. Mengkontrol kendaraan pada kecepatan lebih tinggi
-> Mengubah arah kendaraan – berkelit / menghindar
- Lihat kearah mana anda menuju.
- Secara gradual tekan kemudi kesisi mana anda akan mengarahkan kendaraan anda, tekan kemudi kesisi kanan bila akan belok kanan, tekan sisi kiri bila akan belok kiri.
Hal tersebut akan membuat kemudi tidak berfungsi sementara waktu, tapi usahakan bersandar kearah yang anda tuju. Setelah bahaya terlampaui, kurangi tekanan dan luruskan kemudi.
-> Pengereman
- Menggunakan kedua rem ( Depan dan belakang ) secara bersamaan akan menhentikan kendaraan dalam jarak yang paling pendek.
- Pengereman yang baik ada 2 bagian yaitu set-up dan squeeze
* Set-up berarti melakukan persiapan melakukan pengereman depan dan belakang hanya sampai rem mulai bekerja.
Pada tahap ini dipersiapkan kewaspadaan anda dan persiapan kendaraan
anda untuk melakukan pengeraman, serta :
a. Mengaktifkan fungsi rem dan system suspensi
b. Berpindah beban motor di roda depan, yang membutuhkan lebih banyak traksi.
c. Informasi / peringatan pada pengendara dibelakang anda karena lampu rem menyala.
Kemudian lakukan pengereman secara squeeze hingga kendaraan berhenti. Set-up dan squeeze membutuhkan latihan untuk dapat jadi kebiasaan.
- Permukaan jalan yang tidak bagus ( basah atau gravel )
Lakukan squeeze secara mantap dan persiapkan jarak pengereman yang lebih panjang. Pada kondisi jalan yang basah, lakukan persiapan / set-up lebih awal untuk mengeringkan rem agar berfungsi secara maksimal.
Skiding melakukan pengereman dengan rem depan saja atau rem belakang saja dalam keadaan darurat dibandingkan dengan set-up dan squeeze dapat menyebabkan tergelincir.
Apa yang anda akan lakukan bila :
- Roda belakang tergelincir, arahkan sesuai tujuan apabila keluar jalur, kemudian kurangi tekanan rem dan lakukan pengereman dengan lebih berhati-hati
- Bila roda depan tergelincir, segera hentikan pengereman baru kemudian lakukan pengereman secara lebih berhati-hati.
Tikungan lakukan pengereman sebelum memasuki tikungan. Karena atraksi yang ada digunakan untuk menikung dan tidak mencukupi bila digunakan untuk pengereman.
Apabila anda harus melakukan pengereman pada saat tikungan, lakukan pengereman setelah sedapat mungkin menegakkan motor dan meluruskan kemudi.
2. KEMAMPUAN MENTAL UNTUK MENGENALI POTENSIAL BAHAYA
Untuk menjaga pengendara handal / baik dituntut untuk mempunyai mental yang berkesinambungan. Agar supaya dapat mencegah kemungkinan buruk (bahaya).
A. Survival space (jarak mengikuti yang aman)
Pengendara motor diharuskan membiasakan untuk melihat kedepan dan dimana saat melakukan pengereman / perlambatan dan bergerak maju.
Sebagai pedoman yang baik dan aman diperlukan tiga detik untuk jarak dengan kendaraan didepan.
“Survival space” memberikan reaksi untuk berhenti dan menghindar dari bahaya.
B. Cara menghitung jarak mengikuti yang aman
Cara mengukur jarak yang aman untuk mengikuti kendaraan didepan, dengan menghitung “one thousand and one, one thousand and two and three “ pada obyek statis / benda mati seperti tiang listrik, tiang lampu, pal kilometer, dll.
C. Dalam kondisi jalan yang basah atau tanah – gravel
Pada kondisi jalan yang basah atau berupa hamparan tanah – gravel, dibutuhkan paling tidak beberapa detik bahkan mungkin lebih. Namun lebih aman bila menyediakan jarak 5 atau 6 detik.
D. Menjaga jarak yang aman
Seperti contoh berikut ini :
-> Jalan 2 arah
Pengendara menghindar dari kemungkinan timbulnya bahaya. Kendaraan dari depan.
-> Pejalan kaki dan mobil parkir disisi jalan
Pengendara bersiap untuk mengerem dan menghindar dari kemungkinan timbulnya bahaya, terutama pada antara mobil-mobil yang sedang parkir.
-> Persimpangan jalan
Mengambil lajur yang aman, dimana persimpangan ( pertigaan-perempatan ) berada didepan kita. Pengendara bersiap mengerem / perlambatan dan menghindar dari kemungkinan timbunya bahaya.
-> Jarak mengikuti
Pada kondisi jalan yang kering, jarak mengikuti yang aman 3 detik. Pada kondisi jalan basah, jarak mengikuti yang aman minimal 4 detik (5 atau 6)
-> Blind Spot
Bilamana anda didalam situasi yang membahayakan, maka secepatnya pengendara melakukan perlambatan agar tidak terjadi kecelakaan.
-> Tikungan kekiri
Melakukan perlambatan / mengurangi kecepatan sebelum tikungan dengan melakukan pengereman dan memindahkan gigi yang tepat ( rendah ). Maksimalkan pandangan anda kedepan untuk melindungi dengan jarak yang aman, yaitu minimal 3 detik untuk keluar dari tikungan.
-> Tikungan kekanan
Pada tikungan ini prinsipnya sama dengan tikungan kekiri
3. KEMAMPUAN / PENGETAHUAN UNTUK MENGUASAI DIRI – KONTROL EMOSI
Dari sebagian banyak pengendara motor, mengendarai motor tidak hanya sebagai sarana transportasi atau merasa “ fun and freedom “. Kemungkinan sesuatu yang paling susah didalam mengendarai motor adalah mempunyai pikiran “ self control “ untuk menjaga dari perasaan “ fun and freedom “. Pengendara yang mempunyai perasaaan “ fun and freedom “ akan menambah batas ( limit ) dalam meningkatkan resiko ( high risk ) Apapun resiko yang dialami oleh pengendara motor didalam situasi bahaya, semuanya tergantung pada keberuntungan ( luck ) daripada pengendara tersebut untuk keluar dari kecelakaan.
Oleh karena itu itu untuk membantu kita dari hal-hal yang buruk dengan melihat dari cara kita mengendarai motor dan mengembangkan / merubah sikap atau cara berpikir. Daripada kita menyalahkan pengendara lain, marilah memulai berpikir apa yang sudah kita lakukan dan selalu mengkontrol keselamatan kita, bagaimana kita menjaga jarak aman “ survival space “. Lalu belajar dari pengalaman-pengalaman dan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan. Semuanya itu merupaka resiko besar dan kecil ( high risk – low risk ). Semua tergantung dari cara kita mengkontorl diri kita ( self control ).
T - CLOCK INSPECTION
Pastikan motor anda siap digunakan.
Untuk pengecekan lakukan “T - CLOCK inspection”
T : Tires and wheels (ban dan roda)
* Cek tekanan ban sesuai ukuran
* Perhatikan kondisi ban seperti retak, sobek dan benda-benda yang terdapat di ban, misal : Paku, besi, kaca dll.
* Cek mengenai roda (velg), contoh : Penyok, retak dan lingkaran roda secara keseluruhan.
* Ruji (Spoke) perlu dicek untuk kerenggangan / kekecangan dan kekurangan.
* Cek untuk “Bearing” (leher) dan karet-karet pada roda.
C : Controls
* Cek segala tuas-tuas, misalnya : tuas rem, persneling (gearshift). Pastikan bekerja dengan normal, tidak retak, bengkok atau hilang.
* Cek kabel-kabel terutama yang tidak menggangu pada putaran steer (steering).
* Cek selang-selang (good condition).
* Cek “throttle” atau gas bekerja sempurna, tidak susah digerakan atau macet.
L : Lights and eletrical (lampu-lampu dan kabel-kabel).
* Cek aki (air, terminal, posisi)
* Cek lampu dekat dan jauh
* Cek kabel-kabel socket)
O : Oil and fluids (oli dan segala cairan)
* Cek oli (mesin, rem, kopling)
* Air aki, radiator (jika ada) dan bahan bakar
* Selang-selang (kebocoran)
C : Chassis (kerangka motor)
* Retak, penyok
* Cek untuk shock absorber, rantai.
K : Kickstand
* Perhatikan penyangga samping maupun tengah. Pastikan kondisinya baik (tidak bengkok/retak dan pegas / per berfungsi)
Sumber : Buku panduan Indonesia Defensive Driving Center (IDDC),
0 Pendapatmu:
Posting Komentar